Pemimpin Dinilai Tak Harus Gegabah Serta Emosional Dalam Menghadapi Provokasi China!
“Saya mendukung sikap yang dilakukan oleh Prabowo dalam menghadapi pelanggaran ZEE kapal coast guard China dengan tenang dan damai. Ini menunjukan bahwa beliau seorang ahli strategi,” kata Fauka, di Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Menurut dia, sikap yang ditunjukkan Menhan Prabowo merupakan salah satu strategi untuk menghadapi kekuatan China yang terus melakukan provokasi di selatan Laut China. Ia berpendapat seorang pemimpin memang tidak boleh gegabah dan emosional dalam menghadapi sebuah masalah.
Terlebih yang dihadapi adalah negara yang memiliki kekuatan nomor tiga terbesar di dunia seperti China. “Jika salah mengambil tindakan maka rakyat juga yang akan terkena imbasnya,” tuturnya dalam keterangan tertulisnya.
Pemimpin yang benar, kata Fauka, memang harus seperti itu dan tidak bisa gegabah serta emosional dalam menghadapi sebuah masalah. “Tapi bukan berarti lemah. Masalahnya yang kita hadapi adalah negara terbesar ketiga kekuatan militernya dan investasi ekonominya cukup besar di Indonesia. Jadi Prabowo menghitung ini, jangan sampai berdampak terhadap ekonomi di Indonesia,” tutur Fauka.
Indonesia, kata dia, sebaiknya tidak gegabah dalam menghadapi persoalan pelanggaran perbatasan laut oleh China. Kecuali, jika negara tersebut sudah mengambil atau menguasai wilayah Indonesia.
“Kita tidak boleh gegabah. Sudah ada hukum internasional yang menangani pelanggaran ZEE. Kecuali China mengambil atau menguasai wilayah Indonesia. Nah ini harus dihadapi dengan kekuatan militer. Saya pikir sudah benar sikap yang dilakukan oleh Prabowo, yakni tenang, damai tapi siap siaga dan siap tempur sambil melakukan diplomasi,” ujar Fauka.
Ia menambahkan, Indonesia jangan sampai terpancing untuk melakukan penyerangan kepada China. “Kita jangan terpancing untuk melakukan serangan karena itu memang diharapkan China supaya kita melanggar hukum internasional. Makanya China hanya mengirim kapal coast guard bukan kapal perang,” ucapnya.
Komentar