BIN: Takmir Masjid Harus Bisa Menjadi Benteng dari Paham Radikalisme

Takmir%2BMasjid%2B1524925661
Kepala BIN Budi Gunawan bersilaturahmi dengan Ulama dan Takmir
Masjid Se Jawa Tengah di Masjid Agung, Semarang, Jawa Tengah (MAJT),
Sabtu, 24 April 2018. ( Foto: istimewa )
  • Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk fisik maupun fungsi dan perannya. 
  • Saat ini muncul kekhawatiran banyak masjid disinyalir menjadi tempat
    pengajaran dan penyebaran paham radikal yang menjadi bibit-bibit
    munculnya terorisme.
SEMARANG-JATENG, SriwijayaAktual.com – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan menegaskan, takmir
masjid atau pengurus masjid harus menjadi garda terdepan dalam membentengi tempat ibadah dari
paham radikal maupun politik praktis. Ini agar masjid tidak menjadi
tempat penyebaran ujaran kebencian, terutama menjelang tahun-tahun
politik seperti saat ini.
“Perlu kiranya dipikirkan untuk melakukan pelatihan peningkatan
kapasitas dalam rangka mendorong dan meningkatkan kemampuan takmir
masjid mewujudkan masjid sebagai media penyebaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin
dan pemersatu bangsa,” kata Kepala BIN pada acara silaturahim dengan
Takmir Masjid Se-Jawa Tengah di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT),
Semarang, Sabtu (28/4/2018).
Dalam sambutannya, mantan waka Polri ini menjelaskan, masjid telah
mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk fisik maupun fungsi
dan perannya.
“Alhamdulillah, dimana ada komunitas muslim di situ ada masjid,” kata purnawirawan jenderal bintang empat Polri ini.
Di masa Nabi Muhammad Rasulullah, lanjut dia, masjid memiliki
multifungsi, selain sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat menimba
ilmu (tholabul ilmi), tempat bermasyarakat, dan tempat syi’ar dakwah
Islam sehingga Islam bisa mencapai titik kejayaan dan tersebar ke
seluruh penjuru dunia.
“Kita bersyukur sekarang ini suasana dakwah dan penyebaran Islam di
Tanah Air tumbuh dengan pesat. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran
keagamaan dan pembinaan akhlaq di kalangan masyarakat telah membaik,”
kata Budi yang juga sebagai Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI)
ini.
Namun, saat ini muncul kekhawatiran banyak masjid disinyalir menjadi
tempat pengajaran dan penyebaran paham radikal yang menjadi bibit-bibit
munculnya terorisme. 
Bahkan, lanjut dia, ceramah-ceramah agama di masjid-masjid saat ini
banyak berisi ateri yang mengajak orang untuk “berperang” melawan orang
yang berbeda keyakinan dan agama, serta menggiring para jemaah untuk
melakukan kekerasan atas nama agama.
“Banyak generasi muda yang punya semangat keagamaan tinggi, tetapi
tidak cermat dan kritis memilah dan memilih sumber referensi akhirnya
ikut bergabung demi imajinasi indah yang menyesatkan,” kata Budi.
Kelompok intoleran Di samping itu, kata dia, bersamaan dengan
aktivitas ritual yang dapat dikembangkan di masjid, kelompok intoleran
juga telah melakukan sejumlah aksi yang justru merugikan umat Islam.
“Banyak pengalaman menunjukkan, misalnya, kondisi di Timur Tengah
yang hancur pascag elombang Arab Springs. Fenomena ini terjadi bermula
dari khotbah intoleran dan radikal yang dikembangkan di masjid,”
ujarnya.
Khotbah para pengikut intoleran dan radikal berbeda dengan ajaran
Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW yang lebih ditekankan pada
penegasan implementasi taqwa dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Sedangkan kelompok intoleran menekankan pada tema politik dan
hasutan-hasutan yang merusak citra pemimpin dan citra umat Islam yang
ingin mengajarkan Islam rahmatan lil alamiin.
“Pada titik inilah, masjid perlu tetap dikelola sesuai fungsinya,
sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan, pengajaran dan pembangunan
karakter positif serta harus menjadi peredam gerakan radikalisme, bukan
justru menjadi pusat pengajaran paham radikalisme maupun intoleran yang
dapat memecah-belah bangsa sehingga mengancam keselamatan dan keutuhan
NKRI. Masjid harus menjadi pilar ketahanan umat (society resilience)
dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan,” papar Budi.

Berita Terkait: BIN: 3 Perguruan Tinggi Disinyalir Menjadi Basis Penyebaran Radikalisme, Dimana Saja ya?

Ia pun menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya terkait peran
positif yang telah-sedang-akan selalu diberikan oleh para ulama/kiai
dan para takmir masjid, dalam merawat prinsip-prinsip kebersamaan dan
kerukunan kebangsaan di Indonesia.
“Saya berharap takmir masjid dapat menggali dan menginventarisasi
potensi-potensi yang ada untuk kepentingan umat, baik dari sisi
advokasi, pemberdayaan dan sebagainya sehingga kerahmatan masjid dapat
dirasakan oleh masyarakat,” katanya. (antara) 

Spesial Untuk Mu :  Dituding Serobot Lahan, Ribuan Rumah Subsidi Jokowi Terancam Digusur

Komentar