![]() |
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. [net] |
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Tengku Zulkarnain menuliskan sebuah surat terbuka menanggapi pidato yang
disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Tengku Zulkarnain menuliskan sebuah surat terbuka menanggapi pidato yang
disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Dalam
surat terbuka yang ditulis di Facebook itu, Zulkarnain meminta agar
Tito segera meminta maaf dan menarik isi pidatonya. Menurut Zulkarnain,
pernyataan Tito tersebut secara tidak langsung telah merendahkan jasa
ulama dan pejuang Islam diluar Muhammadiyah dan NU.
surat terbuka yang ditulis di Facebook itu, Zulkarnain meminta agar
Tito segera meminta maaf dan menarik isi pidatonya. Menurut Zulkarnain,
pernyataan Tito tersebut secara tidak langsung telah merendahkan jasa
ulama dan pejuang Islam diluar Muhammadiyah dan NU.
Menanggapi
hal tersebut, Tito akhirnya buka suara. Ia meluruskan kronologis
pidatonya yang mendapat kecaman dan dianggap menyinggung ormas selain
Muhammadiyah dan NU teresebut.
hal tersebut, Tito akhirnya buka suara. Ia meluruskan kronologis
pidatonya yang mendapat kecaman dan dianggap menyinggung ormas selain
Muhammadiyah dan NU teresebut.
Saya sendiri tahu tentang video itu ketika saya justru tidak di Jakarta
dan sedang berada di luar kota,” ungkap Tito di Kantor PBNU, Jakarta,
Rabu (31/1/2018) kemarin, dilansir sindonews.com.
dan sedang berada di luar kota,” ungkap Tito di Kantor PBNU, Jakarta,
Rabu (31/1/2018) kemarin, dilansir sindonews.com.
Setelah mengetahuinya, Tito kemudian
meminta stafnya untuk mengecek kapan pidato tersebut disampaikannya.
Sebab, ia merasa dalam beberapa waktu belakangan tak pernah menyampaikan
pidato tersebut.
meminta stafnya untuk mengecek kapan pidato tersebut disampaikannya.
Sebab, ia merasa dalam beberapa waktu belakangan tak pernah menyampaikan
pidato tersebut.
Berita Terkait: Video Dalam Pidato terkait Ormas Islam ‘Provokatif’! MUI Desak Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian Minta Maaf!!, ini Surat Terbuka Lengkapnya…
Setelah ditelusuri,
ternyata pidato ini disampaikan oleh Tito pada 8 Februari 2017 silam
atau setahun yang lalu. Kala itu ia menghadiri Halaqoh Ulama di
Pesantren Tanara, Serang, Banten milik Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin.
ternyata pidato ini disampaikan oleh Tito pada 8 Februari 2017 silam
atau setahun yang lalu. Kala itu ia menghadiri Halaqoh Ulama di
Pesantren Tanara, Serang, Banten milik Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin.
“Jadi itu sebetulnya kata sambutan suara
cukup banyak lebih kurang 26 menit, tapi dipotong dua menit, dan dua
menit itu mungkin ada bahasa-bahasa kalau hanya dicerna dua menit itu
mungkin membuat beberapa pihak kurang nyaman,” lanjutnya.
cukup banyak lebih kurang 26 menit, tapi dipotong dua menit, dan dua
menit itu mungkin ada bahasa-bahasa kalau hanya dicerna dua menit itu
mungkin membuat beberapa pihak kurang nyaman,” lanjutnya.
Baca Juga: Kapolri akan Temui Ormas-Ormas Islam, Kenapa & Ada Apa ya?
Diketahui,
dalam acara tersebut Tito diundang langsung oleh KH Ma’ruf Amin untuk
memberi sambutan. Salah satu isi sambutannya adalah menyerukan agar
jajarannya bekerja sama dengan NU dan Muhammadiyah.
dalam acara tersebut Tito diundang langsung oleh KH Ma’ruf Amin untuk
memberi sambutan. Salah satu isi sambutannya adalah menyerukan agar
jajarannya bekerja sama dengan NU dan Muhammadiyah.
“Semua kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan NU dan
Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua kapolres untuk wajib membuat
kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat
kabupaten/kota.
Para kapolsek wajib untuk di tingkat
kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan dengan yang
lain. Dengan yang lain tuh nomor sekian, mereka bukan pendiri negara.
Mau merontokkan negara malah iya,” ujar Tito dalam video viral tersebut. [sk]
Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua kapolres untuk wajib membuat
kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat
kabupaten/kota.
Para kapolsek wajib untuk di tingkat
kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan dengan yang
lain. Dengan yang lain tuh nomor sekian, mereka bukan pendiri negara.
Mau merontokkan negara malah iya,” ujar Tito dalam video viral tersebut. [sk]
Komentar