Diingatkan! SMK Tidak Sembarangan Buka Program Studi Baru

Mendikbud%252C%2BProf%2BDr%2BMuhadjir%2BEffendy%2BFoto layar 010917 085902 PM
Mendikbud RI, Prof Dr Muhadjir Effendy

MALANG-JATIM, SriwijayaAktual.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Mendikbud RI) Prof Dr Muhadjir
Effendy meminta agar pengelola Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak
sembarangan membuka program studi (Prodi) baru, kecuali Prodi yang
sedang digencarkan pemerintah. 
“Selain pertanian, perikanan, dan pariwisata, sekarang ini
pemerintah terus mendorong SMK untuk membuka prodi terkait industri
kreatif,” kata Mendikbud ketika melakukan kunjungan kerja di SMK
berbasis pesantren An Nur, Bululawang, Kabupaten Malang, Provinsi  Jawa Timur (Jatim), Juma’t (14/4/2017), dikutip laman  antaranews.
Pemilihan keempat program studi yang menjadi fokus pengembangan SMK
tersebut, katanya, berdasarkan arah kebijakan pembangunan ekonomi
Indonesia. Empat sektor unggulan nasional tersebut diproyeksikan akan
menyerap tenaga kerja cukup besar.
Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM) itu juga menyoroti
besarnya potensi yang dimiliki negeri ini, namun belum dimanfaatkan
dengan optimal. “Oleh karena itu, saya berharap SMK menjadi motor
penggerak produktivitas bangsa untuk memenangkan persaingan di era
globalisasi,” ujarnya.
Mendikbud mencontohkan sektor pariwisata Indonesia yang didukung
keunggulan kompetitif keindahan alam dan keragaman budaya. Sektor
pariwisata masih memerlukan tenaga-tenaga terampil dalam jasa pelayanan
dan pengelolaan potensi wisata yang semakin beragam.
Saat ini 60 persen SMK di Indonesia dikelola oleh swasta dan 40 persen sisanya dikelola pemerintah/negeri.
Menyinggung SMK berbasis pesantren, mantan Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengemukakan SMK berbasis pesantren juga
bisa membuat program studi pariwisata, apalagi sekarang ini wisata
religi sedang ngetren.
“Saya mengapresiasi SMK berbasis pesantren ini. Pondok pesantren
adalah salah satu contoh cara baik membentuk karakter siswa,” ujarnya.
Senada dengan Mendikbud RI, pimpinan Pondok Pesantren An Nur, K.H.
Fahrurrozi mengatakan, bahwa  SMK An Nur tidak hanya mendidik dan membimbing
siswa menjadi terampil, tetapi juga memiliki karakter yang religius dan
tangguh.
Spesial Untuk Mu :  Mahasiswa ini Ciptakan Salep Cangkang Kerang untuk Bekas Luka
Selain empat sektor unggulan nasional, Direktorat Pembinaan SMK
masih terus mengembangkan SMK bidang keahlian teknologi dan rekayasa,
serta memperluas dan memeratakan akses melalui fasilitasi pendirian dan
pengembangan SMK berbasis komunitas/pondok pesantren.
Selain mengunjungi SMK An Nur, Mendikbud juga mengunjungi SMK
Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang. Dengan delapan belas
program studi, SMK ini menjadi salah satu SMK rujukan nasional yang
mendidik lebih dari 2.000 siswa.
Menurut Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Pahri hampir 90
persen siswa kelas akhir sudah bekerja sebelum lulus. Apresiasi
Mendikbud pada kemandirian, serta keberhasilan sekolah mencapai beragam
prestasi didukung kemampuan SMK yang berdiri di tahun 1997 itu dalam
bekerja sama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Dalam kunjungannya itu Mendikbud juga meresmikan gedung “teaching
factory” SMK tersebut. “Praktik dalam pembelajaran SMK harus lebih
ditingkatkan. Siswa harus lebih banyak terlibat langsung pada dunia
kerja. Dengan teaching factory, siswa tidak hanya dituntut untuk
menguasai kemampuan teknis, tetapi juga sampai pada konsep pengembangan
usaha,”Terangnya. (*)

Komentar