![]() |
Foto/Dok: Mantan Penasihat KPK, Abdullah Hehamahua |
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Eks atau mantan penasihat KPK RI, Abdullah Hehamahua menyatakan, perancang
krimininalisasi kasus mantan ketua KPK, Antasari Azhar adalah orang
dekat Megawati Soekarno Putri.
krimininalisasi kasus mantan ketua KPK, Antasari Azhar adalah orang
dekat Megawati Soekarno Putri.
Pernyataan itu disampaikan oleh Abdullah untuk menjawab
pertanyaan banyak orang tentang kasus Antasari, dan ditulis hanya untuk
kalangan terbatas. Dia karena itu menyesalkan, tulisannya itu kemudian
beredar luas di publik.
pertanyaan banyak orang tentang kasus Antasari, dan ditulis hanya untuk
kalangan terbatas. Dia karena itu menyesalkan, tulisannya itu kemudian
beredar luas di publik.
“Itu memang tulisan saya karena saya ditanya banyak orang tentang
kasus Antasari Azhar. Tapi saya tidak tahu, kenapa menyebar karena
tulisan itu bukan untuk konsumsi publik,” kata Abdullah kepada wartawan, seperti dilansir Rimanews, Rabu (15/2/2017).
kasus Antasari Azhar. Tapi saya tidak tahu, kenapa menyebar karena
tulisan itu bukan untuk konsumsi publik,” kata Abdullah kepada wartawan, seperti dilansir Rimanews, Rabu (15/2/2017).
Pesan berantai yang berisi delapan poin tulisan Abdullah tentang
Antasari, hari ini beredar di media sosial. Dalam pesan itu, selain
menyatakan perancang krimininalisasi kasus Antasari adalah orang dekat
Megawati, Abdullah juga menyatakan: “Sekarang orang itu menjadi
kepercayaan Jokowi dan menduduki posisi strategis.”
Antasari, hari ini beredar di media sosial. Dalam pesan itu, selain
menyatakan perancang krimininalisasi kasus Antasari adalah orang dekat
Megawati, Abdullah juga menyatakan: “Sekarang orang itu menjadi
kepercayaan Jokowi dan menduduki posisi strategis.”
Berbicara di Bareskrim, kemarin, Antasari menyatakan dirinya
“dikriminalisasi” oleh SBY. Dengan berterus-terang, dia menuding SBY
berada di balik dugaan rekayasa kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen
(mantan direktur PT Putra Rajawali Banjaran yang terbunuh pada tahun
2009). Dia juga menyebut nama Hary Tanoesoedibjo, yang juga Ketua Umum
Partai Perindo, sebagai utusan SBY yang menemuinya agar tidak menahan
Aulia Pohan, besan SBY dalam kasus korupsi yayasan BI.
“dikriminalisasi” oleh SBY. Dengan berterus-terang, dia menuding SBY
berada di balik dugaan rekayasa kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen
(mantan direktur PT Putra Rajawali Banjaran yang terbunuh pada tahun
2009). Dia juga menyebut nama Hary Tanoesoedibjo, yang juga Ketua Umum
Partai Perindo, sebagai utusan SBY yang menemuinya agar tidak menahan
Aulia Pohan, besan SBY dalam kasus korupsi yayasan BI.
Baca Juga Ini; SBY; Antasari Lancarkan Serangan Fitnah Keji dan Akan Laporkan Antasari
Sebelum menanggapi resmi lewat konferensi pers, SBY menanggapi pernyataan Antasari lewat Twitter.
Dia antara lain menyebut: “Apa belum puas terus memfitnah &
hancurkan nama baik saya sejak November 2016, agar elektabilitas Agus
hancur & kalah.”
Dia antara lain menyebut: “Apa belum puas terus memfitnah &
hancurkan nama baik saya sejak November 2016, agar elektabilitas Agus
hancur & kalah.”
SBY juga menulis: “Luar biasa negara ini. Tak masuk di akal saya.
Naudzubillah. Betapa kekuasaan bisa berbuat apa saja. Jangan berdusta.
Kami semua tahu.”
Naudzubillah. Betapa kekuasaan bisa berbuat apa saja. Jangan berdusta.
Kami semua tahu.”
Di bagian lain tulisannya, Abdullah menyebut, kasus Cicak-Buaya
dan pembunuhan Nasruddin bukan diarahkan ke Antasari melainkan untuk
menghilangkan eksistensi KPK. Tapi menurut Abdullah, operatornya melihat
Antasari sebagai mata rantai terlemah dari lima komisioner KPK.
dan pembunuhan Nasruddin bukan diarahkan ke Antasari melainkan untuk
menghilangkan eksistensi KPK. Tapi menurut Abdullah, operatornya melihat
Antasari sebagai mata rantai terlemah dari lima komisioner KPK.
“Hal ini sesuai dengan hadits yang mengatakan, serigala hanya menyerang domba yang terpisah dari kelompoknya.”
Abdullah juga menilai Antasari sebagai orang yang tidak taat asas
terhadap SOP dan kode etik KPK sehingga terlempar dengan sendirinya.
“Faktanya, setahun kemudian (setelah menjabat ketua KPK), dia terlempar
keluar,” katanya.
terhadap SOP dan kode etik KPK sehingga terlempar dengan sendirinya.
“Faktanya, setahun kemudian (setelah menjabat ketua KPK), dia terlempar
keluar,” katanya.
Pada saat Antasari dirundung kasus, KPK menurut Abdullah, karena
itu tidak menunjuk pengacara bagi Antasari karena dia dinilai melanggar
kode etik KPK.
itu tidak menunjuk pengacara bagi Antasari karena dia dinilai melanggar
kode etik KPK.
Abdullah juga menjelaskan, banyak orang KPK tahu bahwa Antasari
bukan pembunuh (Nasrudin), tapi mayoritas pejabat dan pegawai KPK tidak
suka Antasari karena dinilai merusak tatanan dan budaya organisasi di
KPK yang dibangun pimpinan KPK edisi pertama.
bukan pembunuh (Nasrudin), tapi mayoritas pejabat dan pegawai KPK tidak
suka Antasari karena dinilai merusak tatanan dan budaya organisasi di
KPK yang dibangun pimpinan KPK edisi pertama.
“Penangkapan besan SBY dan mantan kapolri bukan prestasi Antasari
karena penyelidikan mereka sudah selesai pada periode pimpinan KPK
jilid satu, cuma belum sempat dieksekusi karena sudah habis masa jabatan
mereka. Jadi tidak ada alasan SBY dendam ke Antasari,” kata Abdullah.
karena penyelidikan mereka sudah selesai pada periode pimpinan KPK
jilid satu, cuma belum sempat dieksekusi karena sudah habis masa jabatan
mereka. Jadi tidak ada alasan SBY dendam ke Antasari,” kata Abdullah.
Baca Juga Ini; Selain Sebut SBY, Antasari: Kasus Korupsi Pajak sebut Adik Ipar Jokowi
Dia menerangkan, terpilihnya Antasari menjadi ketua KPK, juga
dipermasalahkan oleh internal KPK. Untuk meyakinkan internal KPK,
Abdullah meminta pegawai KPK memberi waktu enam bulan kepada Antasari
untuk membuktikan bahwa dirinya pantas menjadi ketua KPK.
dipermasalahkan oleh internal KPK. Untuk meyakinkan internal KPK,
Abdullah meminta pegawai KPK memberi waktu enam bulan kepada Antasari
untuk membuktikan bahwa dirinya pantas menjadi ketua KPK.
“Antasari adalah orang yang mudah tergoda dengan iming-iming
jabatan. Oleh karena itu, beliau minta grasi setelah PK-nya ditolak MA.
Maknanya dia mengaku salah,” kata Abdullah.
jabatan. Oleh karena itu, beliau minta grasi setelah PK-nya ditolak MA.
Maknanya dia mengaku salah,” kata Abdullah.
Menurut Abdullah, Antasari (saat ini) digunakan untuk meraup
suara untuk memenangkan Ahok, tapi di kubu Anies ada Chandra dan
Bambang, dua mantan komisioner KPK yang lebih berprestasi di KPK
dibandingkan Antasari.
suara untuk memenangkan Ahok, tapi di kubu Anies ada Chandra dan
Bambang, dua mantan komisioner KPK yang lebih berprestasi di KPK
dibandingkan Antasari.
“Jadi kawan-kawan harus mampu mengeskplor kedua tokoh (Bambang dan Chandra) ini dalam menghadapi Antasari,” Tandasnya Abdullah yang merupakan Alumni HMI ini. (*)
Komentar