‘Emas Kehidupan Bumi’

bumi
Ilustrasi
SriwijayaAktual.com – PERINGATAN Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5
Juni,  hari ini Senin (5/6/2017) diperingati dengan kondisi lingkungan bumi yang semakin
rusak dan belum tumbuhnya kesadaran akan pentingnya kelestarian
lingkungan hidup. Perilaku kehidupan manusia yang lebih mengeksploitasi
bumi hingga melebihi kapasitasnya secara ceroboh telah mengakibatkan
kerusakan fatal bumi secara global, regional, maupun lokal.
The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) tetap
mencatat 7 rekor iklim terburuk terbaru di bumi. Terdiri atas: rekor
peningkatan suhu terpanas, gas rumah kaca, suhu permukaan laut global,
suhu dalam lautan,tinggi permukaan laut,pencairan pulau es abadi Pulau
Greenland, perluasan kawasan laut es di Antartika. Kodrat alam bumi
untuk menyediakan kebutuhan mutlak bagi seluruh makluk hidup berupa
oksigen, air kehidupan dan pangan juga semakin terbatas dan tidak
berkualitas. Sehingga mengancam bumi, sebagai satu-satunya planet yang
mampu mendukung kehidupan manusia, binatang dan tumbuhan di jagat raya
ini.
Program kelestarian lingkungan terkesan mandul diimplementasikan,
karena kesalahan pengelolaan yang membajak secara tersistem, terstruktur
dan masif. Berupa ketidakjelasan program, mafia proyek, pemburu rente
ekonomi, kelembagaan yang lemah, ego pribadi-golongan-sektoral,
pengabaian tugas, orientasi proyek semata, kendala administrasi,
kelemahan monitoring evaluasi, perubahan iklim, dsb.
Manusia sebagai khalifah, harus membantu bumi agar mampu menjalankan
kodrat alamnya secara mandiri untuk mendukung kehidupan seluruh makluk
hidup. Bumi harus dikelola sesuai dengan kodrat alam, melalui percepatan
proses siklus alami dengan pemberdayaan sumber daya lahan (tanah, air,
mineral), hayati (tumbuhan, binatang, manusia) dan lingkungan agar
mempunyai nilai tambah ekonomi, lingkungan, sosial budaya, teknologi,
pengelolaan berkelanjutan. Konsep filosofi Hamemayu Hayuning Bawana
perlu dilakukan dengan menjadikan bumi rahayu, tata-titi-tentrem dan
lestari dengan pemanfaatan sumber daya alam secara arif dan bijaksana.
Perbaikan lingkungan dan kehidupan dapat dicapai melalui program
terpadu dan menyeluruh dengan revolusi biru. Berupa penyempurnaan dan
pemberdayaan radikal terhadap sumber daya alam yang terbengkelai,
terbuang sehingga teknologi, pengelolaannya harus lebih cerdas, luas,
mendalam, futuristic. Mempunyai roh pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan, terstruktur, konsisten, kompak, menyeluruh, harmonis,
utuh dan berbasis kinerja. Pengelolaan kodrat alam bumi perlu dikelola
secara terpadu dan menyeluruh, tidak melulu mementingkan nilai ekonomi
semata seperti yang dilakukan oleh praktisi bisnis industry ekstraktif.
Perlu keterpaduan dari hulu sampai hilir dalam satu kesatuan lahan,
sejak dari input, proses, keluaran hingga dampak.
Konsep ekonomi biru bidang maritime oleh Gunter Pauli dari ZERI
Foundation tahun 2009, menawarkan efisiensi investasi, peningkatan
inovasi, peningkatan dana, penciptaan lapangan kerja, pembangunan modal
sosial, stimulasi kewirausahaan. Dapat pula dikembangkan di daratan
dengan pemanfaatan sampah dan barang terbengkelai, menjadi makanan,
energi dan pekerjaan. Sehingga mengubah kemiskinan menjadi pembangunan
berkelanjutan, dan kelangkaan menjadi ketersediaan. Sehingga mampu
memberikan kesempatan kreatif dan inovatif baru yang berkelanjutan,
bersih dan bermartabat.
Pengelolaan siklus dan kodrat alam terpadu mengedepankan nilai
lingkungan, nilai estetika, nilai sosial, nilai budaya dan nilai ekonomi
secara harmonis dan seimbang, tanpa ada yang mendominiasi. Budidaya
emas kehidupan bumi didesain untuk menghasilkan multi produk dalam satu
kesatuan lahan, berupa emas kehidupan yang selama ini tak dinilai dan
terabaikan. Meliputi emas coklat (papan kayu), emas kuning
(butir-butirpadi, jagung sebagai sumber pangan karbohidrat), emas hitam
(pupuk organik, kompos). Disamping menghasilkan emas biru (energi
biomas, biogas). Emas hijau (sayuran hijau, pakan, lingkungan). Juga
menghasilkan emas putih (susu, ikan), emas merah (daging hewan ternak
sapi, ayam, babi, bebek). Emas bening (air kehidupan). Disamping emas
transparan (oksigen) dan emas warna berupa obat-obatan herbal yang
sangat penting bagi kesehatan dan kehidupan manusia yang bermartabat.
Diperlukan kontribusi nyata semua pihak agar setiap jengkal tanah di
bumi ini mampu menjalankan kodrat alamnya kembali agar mampu mendukung
kehidupan kita yang berkelanjutan dan lebih bermartabat.
(Prof Dr Cahyono Agus. Guru Besar UGM Yogyakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Senin 5 Juni 2017)
Spesial Untuk Mu :  Bahaya!? 'Rp 73 Triliun Uang Buruh BPJS-TK Buat Infrastruktur'

Komentar