Haris Minta Jokowi Turun Tangan Membentuk Tim Independen Testimoni Freddy Budiman

lawan%2B%2521%2521
(Ilust/Ist)
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Testimoni milik terpidana mati Fredi Budiman yang
diungkap Koordinator KontraS Haris Azhar menjadi polemik di tanah air.
Bahkan, akibat testimoni itu, nasib Haris mulai terancam setelah Polri,
TNI dan BNN melaporkannya ke Bareskrim dengan tudingan pelanggaran UU
ITE.
Haris menyesalkan langkah ketiga institusi negara yang
lebih memilih melaporkannya ketimbang mendalami pengakuan Fredi. Setelah
menyandang status terlapor, dia mengaku ragu jika Polri, TNI dan BNN
mau mendalami testimoni tersebut.
Untuk membuktikan pengakuan Fredi, Haris berharap Presiden
Joko Widodo menengarai langsung persoalan yang membentot perhatian
publik itu. Jokowi diminta membentuk tim independen mendalami pengakuan
Fredi tersebut.
“Kami menaruh harapan informasi yang kami sampaikan dan
dukungan luas publik dan bentuk lainnya ditindaklanjuti oleh Presiden
RI, di antaranya dengan membentuk Tim Independen Pemberantasan Mafia
Narkoba di bawah koordinasi presiden,” kata Haris di Kantor KontraS,
Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Bukan tanpa sebab, desakan agar Jokowi membentuk tim
independen membongkar dugaan adanya keterlibatan petinggi Polri, TNI dan
BNN dalam bisnis barang haram itu digaungkan KontraS. Haris yakin
masyarakat juga menantikan negara yang bersih, terbuka dan siap membela
kepentingan umum dalam hal ini bersih dari kejahatan narkotika.
“Bukan wajah negara yang alergi terhadap informasi dan
dorongan serta partisipasi rakyat dalam mendukung perbaikan dan
penguatan kerja institusi negara seperti Polri, BNN dan TNI,” ucap dia.
Baca juga; Freddy Budiman Ucapkan Alunan Kalimat Takbir, Detik-Detik Sebelum Peluru Regu Tembak Menembus Jantungnya 

Pada kesempatan itu, Haris pun menegaskan jika testimoni
Fredi diungkap ke publik bukan untuk menciderai citra institusi penegak
hukum. Dia menjelaskan pesan Fredi diungkap agar Polri, TNI dan BNN
mendapat informasi awal untuk mengungkap nama-nama pejabat yang diduga
terlibat peredaran narkoba.
“Kami menegaskan publikasi cerita tersebut melalui unggahan
media sosial melalui akun facebook KontraS pada Kamis 28 Juli 2016
adalah salah satu cari kami mengingatkan seluruh otoritas negara terkait
dan juga memastikan publik mendapat informasi secara terbuka,” tandas
Haris. (*).
Sumber, Merdeka.com
Spesial Untuk Mu :  GEGER!! Di Malaysia Kertas Surat Suara Pilpres 2019 Tercoblos di No.01 Jokowi

Komentar