HHmmm … Esek-Esek++ Kemukus Bergairah HOT Lagi, ‘MUI Geram !!!’

PROSTITUSI ILUSTRASI reuters
(Ilustrasi/prostitusi)
SRAGEN-JATENG, SriwijayaAktual.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sragen mendesak pemerintah kabupaten
(Pemkab) setempat segera membersihkan kawasan wisata Gunung Kemukus dari
praktik kemaksiatan. Desakan disampaikan menyusul kembali maraknya
praktik esek-esek di kawasan wisata ziarah makam Pangeran Samudera, Desa
Pendem, Kecamatan Sumberlawang,  Kabupaten Sragen, tersebut.
Kendati sempat diopyak-opyak dan sempat ‘tiarap’, namun para Pekerja
Seks Komersil (PSK) kembali marak beroperasi di Kemukus. Bahkan, tempat
hiburan karaoke liar terus bertambah. Banyaknya wisatawan yang datang ke
Kemukus membuat bisnis esek-esek tumbuh subur di kawasan ini.
Sekretaris MUI Sragen, Muh Fadlan Selasa (11/10/2016) mengatakan,
pemkab berkewajiban untuk meluruskan mitos yang keliru soal ziarah makam
Pangeran Samudra. Mitos keliru yang sudah berkembang membuat praktik
kemaksiatan tumbuh subur di kawasan wisata dekat Waduk Kedung Ombo (WKO)
ini.
Apalagi saat ini juga menjamur penginapan dan tempat hiburan karaoke
yang mendorong praktik prostitusi berkembang dengan cepat. “Kami
prihatin, Kemukus tidak bisa lepas dari praktik kemaksiatan. Ini menjadi
pekerjaan kita bersama untuk membersihkan kawasan Kemukus dari segala
bentuk kemaksiatan,” ujar Fadlan.
pesta seks bebas di gunung kemukus demi pesugihan penglaris
Gunung Kemukus. ©2014 merdeka.com
Fadlan mengakui, pengurus MUI sudah bertemu khusus dengan Bupati
Kusdinar Untung Yuni Sukowati untuk memberi masukan terkait wisata
Gunung Kemukus. MUI meminta pemkab membentuk tim khusus untuk meluruskan
mitos keliru di Kemukus. “Memang dibutuhkan dana yang tidak sedikit
untuk memberantas segala kemaksiatan tersebut. Tapi itu harus dilakukan
agar Kemukus bisa dikembalikan menjadi wisata religi yang benar-benar
terhindar dari maksiat,” jelasnya.
Fadlan juga mengusulkan agar wilayah Kemukus dibangun pondok
pesantren (Ponpes) serta Masjid besar untuk mendukung wisata di tempat
tersebut. Kalau perlu, warga setempat diberdayakan dengan membuat
souvenir, bukan membuka usaha karaoke dan tempat hiburan. “Bisa
dijadikan semacam islamic centre sehingga wisatawan yang datang
benar-benar berziarah,” tandasnya. (Sam).
Sumber, KRjogja
Spesial Untuk Mu :  Keanehan Konsep Maritim, Jokowi Berkantor di Pegunungan dan Ibukota Pindah ke Daratan

Komentar