Menurut dia, malam itu tidak ada bintang dan meteor yang jatuh.
“Saya juga menemukan bahwa malam itu terjadi pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Saya heran, apa hubungannya malam itu dengan bulan Ramadan,” kata Carner.
Penasaran, ia kemudian menggunakan teleskop canggih yang bisa menangkap gambar-gambar langit dengan resolusi tinggi.
“Saya berharap bisa melihat sesuatu yang menarik dan berharga dari malam itu, namun apa yang saya lihat di layar teleskop saya membuat saya terkejut dan takjub,” katanya.
“Saya melihat cahaya yang sangat terang dan indah yang berasal dari arah Ka’bah yang terletak di Mekah. Cahaya itu tampak berbeda dari bintang-bintang atau planet-planet lainnya, cahaya itu tampak seperti sebuah sinar laser yang menghubungkan Ka’bah ke langit,” ujarnya.
Awalnya Carner tidak percaya dengan apa yang dilihatnya itu.
“Saya pikir ini adalah kesalahan teknis atau halusinasi. Saya mencoba mengatur ulang teleskop saya dan memeriksa kembali data yang saya dapatkan, namun hasilnya tetap sama, cahaya itu masih ada dan tidak berubah.”
“Saya merasa bingung dan penasaran. Saya ingin mengetahui apa yang terjadi dan apa arti dari cahaya itu saya kemudian mencari tahu tentang malam Lailatul Qadar dan Ka’bah dari sumber-sumber Islam,” sambungnya.
Carner kemudian menemui salah satu rekannya yang seorang Muslim untuk menemukan jawaban atas rasa penasarannya itu.
“Rekan kerja saya menjelaskan, bahwa malam itu adalah malam Lailatul Qadar, malam yang sangat mulia dan berkah bagi umat Islam. rekan kerja saya juga membacakan ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan malam Lailatul Qadar,” jelasnya.
Komentar