Ini Kegiatan Pengikut di Rumah Pria Ngaku Imam Mahdi di Depok

Rumah%2BWinardi%252C%2Bpria%2Byang%2Bmengaku%2Bsebagai%2BImam%2BMahdi

DEPOK-JABAR, SriwijayaAktual.com – Rumah Winardi, pria yang mengaku
sebagai Imam Mahdi, di Sawangan, Depok, kerap dikunjungi oleh sejumlah
pengikutnya. Di rumah tersebut, Winardi yang juga mengaku sebagai
pemimpin Trisula Weda, melakukan sejumlah kegiatan ibadah hingga
pengobatan bersama pengikutnya.
Triani (44), istri Winardi mengungkap asal mula suaminya mendirikan
perkumpulan Trisula Weda sejak 2013. Winardi awalnya membuka pengobatan
gratis.

“Memang tadinya di sini, mohon maaf, tadinya saya cuma nolongin orang
secara gratis. Namanya di situ ‘tuh orang yang batinnya sakit, bukan
cuma lahir doang. Ada yang cocok, ada yang ngga. Di sini untungnya yakin
gitu, kalau yakin mah sembuh Insya Allah, ikhlas, gratis, namanya orang
sakit daripada ke dokter mahal,” jelas Triani saat ditemui di rumahnya
di Jalan H Sulaiman, Perigi, Bedahan, Sawangan, Depok, Kamis
(30/5/2019).

Lalu apa itu Trisula Weda?
“3 Pilar yang disucikan, itu artinya. Ingarso sung tulodo ing madyo
mangun karso tut wuri handayani. Itu pedoman kita, orang Jawa, orang
Indonesia, makenya itu,” katanya.

Mengenai kegiatan yang dilakukan dalam perkumpulan Trisula Weda ini,
Triani mengklaim tidak ada yang menyimpang dari syariat Islam.

“Nggak ada yang aneh-aneh, salat juga 5 waktu. Terus diajari salat ba’da
wudu, qobliatal, ba’diah, di sini tuh sunah-sunah diajarin. Salat
malam, tahajud, witir, salat taubat, salat taubat pagi suka ada, duha.
Itu taubat tuh sewaktu-waktu suruh jalanin, itu kalau yang sakitnya
parah. Kita mintanya sama Allah,” sambungnya.

Trisula Weda saat ini memiliki sekitar 70 pengikut. Menurut Triani,
kebanyakan yang datang ke perkumpulannya adalah untuk berobat hingga
yang punya masalah. Suaminya dipercaya memiliki indera keenam, sehingga
banyak orang yang meminta pengobatan kepadanya.

“Ada masalah iya. Kita menelurusinya ke situ. Mohon maaf bapak ini kan
indigo, ketitipan gitu. Cuma ya mohon maaf namanya orang ada yang paham
ada yang nggak, ya kita maklumi,” katanya.

Menurut Triani, suaminya tidak pernah menyebut dirinya sebagai Imam
Mahdi. Menurutnya, gelar Imam Mahdi kepada Wardani adalah dari para
pengikutnya.

“Bapak mah pembimbing kalau di Trisula Weda. Emang bapak yang dititipin
indigo itu, dapet ilham. Nah itu (penyebutan Imam Mahdi) mungkin namanya
orang ditolong, lahir batinnya jadi sehat, tingkah lakunya bapak baik,
bukannya saya ngalem (memuji) suami ya, kita dapet contoh, dapet
panutan, kayak pembaharu tuh bahasa di situ, Imam Mahdi nih gitu,”
paparnya.

Terungkapnya pengakuan Wardani sebagai Imam Mahdi ini diketahui setelah
muncul undangan open house halal bihalal di kediaman Wardani yang
ditulis sebagai Imam Mahdi. Triani mengakui bahwa undangan itu memang
dari suaminya, namun tidak pernah meminta dicantumkan sebagai ‘Imam
Mahdi’. 

“Sebenarnya dari bapak. Bapak emang nyuruh (membuat undangan). Kita kan
punya orang yang sudah ngedesain percetakan tuh–ini bukan anak buah,
disini gak ada anak buah–namanya saudara dan saudari, saudara kan
laki-laki. Saudara itu punya percetakan, soal desainnya itu ‘kan dia
lebih pinter. Ya suruhan bapak ntar hari kedua lebaran ada halal
bihalal. Itu jatuhnya tanggal 6 bulan juni 2019 halal bihalalnya itu.
Cuma yang bikin ini, ada (tulisan) Imam Mahdinya itu,” sambungnya.

Triani kembali menegaskan bahwa suaminya tidak pernah mendaulat dirinya sendiri sebagai ‘Imam Mahdi’.

“Bapak mah sebenarnya gak ini, cuma saudara-saudara itu, karena
udah–mohon maaf kali ya–dia udah belajar ke sono-sono ilmunya, pas ada
orang tingkah laku perbuatan gak sama kok ngajari, jarkoni, ngajar bisa
ngelakoni gak bisa. Di situ. Kalau bapak kan ngajarin bisa jalanin juga
Insya Allah sopan santunnya ada lahir batin. Mereka itu memahami,
bahasanya bapak itu Imam Mahdi,” lanjutnya. 

Triani menyampaikan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan di rumahnya
itu. Seperti di bulan Ramadhan, mereka melaksanakan tarawih.

“Tiap malam terawih di sini (teras rumah). Ya terawih biasa. Kalau ada
bapak, yang nge-imamin bapak. Kalau bapak lagi kerja, bapak kan
kebetulan kena 3 shift ya. Dua pagi, dua siang, dua malam. Kalau lagi
bapak kerja yo saudara yang lain, yang bisa silakan,” lanjutnya.

Selain itu, setiap dua bulan sekali mereka juga melakukan kegiatan praktek pengobatan yang melibatkan aktivitas fisik.

“Dua bulan sekali. Itu kan kita bilang prakteknya. Kan di sini diajarin
olahraga, olah rasa, olah napas, olah jiwa dan olah ruh. Ruh itu yang
suci. Ya ini jasmani dan rohani itu maksudnya,” ucapnya.[dtk]

Spesial Untuk Mu :  Hujan Es Campur Angin Puting Beliung, Terjang Sumberpucung Malang

Komentar