Irshad Ahmad, Sosok ‘Habib’ di Kasus Penganiayaan Ninoy Buka Suara!

Berita169 Dilihat

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Pegiat medsos sekaligus relawan Joko
Widodo, Ninoy Karundeng, menyebut ada keterlibatan pria yang
dipanggil-dipanggil sebagai ‘habib’ saat dirinya dianiaya di Masjid
Al-Falaah, Pejompongan, Jakarta Pusat. ‘Habib’ yang dimaksud itu adalah
Irshad Ahmad, salah satu tersangka yang kini ditahan di Polda Metro
Jaya. Irshad buka suara.

Dalam wawancara eksklusif dengan detikcom di Polda Metro Jaya, Senin
(14/10/2019), Irshad buka suara soal kasus penganiayaan terhadap Ninoy.
Irshad mengakui pada 30 September 2019 itu, dia memang berada di masjid
tersebut.

“Saya saat itu kebetulan naik motor nyari anak saya, kira-kira jam 10 malam saya udah khawatir,” kata Irshad.

Anaknya itu, katanya Irshad, masih kuliah di sebuah universitas. Irshad
mencarinya ke beberapa tempat karena khawatir anaknya ikut demo.

“Saya nyari-nyari terus, kontak terus. Kan anak saya sekolah kedokteran. Dia kuliah di satu tempat. Nah, di situ saya nyari-nyari anak saya belum pulang, katanya.

Hingga akhirnya Irshad memutuskan kembali pulang ke arah Polsek Tanah
Abang. Di tengah kerusuhan demo, Irshad mencoba mencari jalan pulang
yang aman karena khawatir kena sasaran amuk massa.

“Akhirnya saya melihat di pom bensin banyak petugas, jadi saya belok
kiri mau (ambil) jalan tikus, ternyata di situ ramai ada ambulans, ada
orang pingsan naik motor kena gas air mata mungkin ya,” katanya.

“Saya belok kanan, saya mau lihat ada apa kalau belok kanan, nggak
tahunya di situ ada masjid itu, Masjid Al-Falaah,” sambungnya.

Akhirnya Irshad masuk ke dalam masjid itu. Pada saat itu pula, Irshad mengetahui ada keriuhan massa.

“Waktu itu ya saya sampai salat tahajud dulu, terus ada yang kasih tahu ke saya itu katanya ada maling,” katanya.

Saat itu posisi Irshad salat di lantai atas. Dia kemudian ke bawah menemui orang yang ternyata adalah Ninoy Karundeng.

“Kan saya nggak tahu ada apa kan di bawah, pengeroyokan juga cuma saya nggak tahu di mana, kan saya nggak lihat,” tuturnya.

Irshad saat itu mendapati Ninoy sedang tertidur di bawah. Irshad lalu membangunkannya dengan cara menepis telinga Ninoy.

“Setelah ada bilang maling, saya ke bawah. Nah, Ninoy lagi kaya tidur itu saya bangunin. Itu pagi, udah Subuh, saya nggak ingat jamnya. Jadi pas saya bangunin itu dia mungkin trauma atau gimana tangannya begini (menepis). Saya mukul kena kupingnya, bukan mukul sih, ya nggak sadarlah gitu,” tambahnya.

Bantah Rancang Penganiayaan ke Ninoy
Dalam kesempatan ini, Irshad membantah segala tudingan soal perencanaan
pembunuhan hingga provokasi massa terhadap relawan Joko Widodo itu. “Oh
saya bantah banget itu, saya bilang itu fitnah,” kata Irshad.

Irshad mengklaim dirinya bersama orang-orang di dalam Masjid Al-Falaah,
Pejompongan, Jakarta Pusat, saat itu justru menyelamatkan Ninoy. Ninoy
saat itu diamuk oleh massa karena dituduh sebagai penyusup.

“Karena kan kita menyelamatkan dia juga, karena kan dia punya anak, ya kan. Kalau kita mau, kita keluarin saja dia. Kalau mau eksekusi dia, kenapa nggak kita serahkan ke luar (ke massa) saja kalau mau ya,” jelas Irshad.

Pria keturunan Pakistan itu juga mengklarifikasi soal ambulans yang
disebut-sebut disiapkan untuk mengangkut jenazah Ninoy. Menurutnya, pada
saat itu ambulans memang ada di masjid, namun itu disiapkan untuk
mengangkut korban demo yang terkena gas air mata.

“Ini klarifikasi ya, kalau ambulans itu ada, bukan ambulans untuk eksekusi dia, bukan. Ambulans itu–(saya) ngomong waktu ada korban (demo) waktu ada ambulans–ini kan banyak berjatuhan korban gitu, oksigen juga kurang,” tuturnya.

Irshad juga membantah pernyataan Ninoy yang dianggap punya kendali atas
massa. Irshad mengaku tidak pernah memberi perintah apa pun kepada
massa.

“Kalau saya mau, itu saya suruh saja dia keluar, suruh orang–kalau saya
berperan penting ya kan–bawa saja dia langsung ke sana, selesai gitu loh,” imbuh dia.

Soal rencana memenggal kepala Ninoy juga dibantah oleh Irshad. Menurutnya, dia hanya mengingatkan Ninoy untuk berhati-hati.

“Saya cuma bilang awas nanti di luar, mungkin itu ada kapaknya, ada apanya, saya nggak tahu, gitu,” ucapnya.[*]