“Klaim Kemenangan Prabowo 62 Persen Bukan dari Data Formulir C1”

prabowo%2Bsujud%2Bsyukur
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengklaim telah memenangi Pilpres 2019 dengan hasil real count internal. Bahkan Prabowo sampai sujud syukur untuk mengekspresikan kebahagaiannya itu. (17/4/2019) petang.
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Badan Pemenangan Nasional (BPN)
Prabowo-Sandi kerap menyerang lembaga penyelenggara dan pengawas pemilu.
Segala proses yang sudah ditempuh KPU maupun Bawaslu kerap diserang
kubu 02 itu dengan tudingan miring. Namun BPN nyatanya menjilat ludahnya
sendiri dengan mengajukan permohonan resmi pada Bawaslu untuk mendapat
salinan formulir C1.
Langkah BPN ini mengundang kritik luas dari publik. Banyak
yang kemudian menilai BPN tak konsisten antara kata dengan perbuatannya.
Usaha BPN meminta C1 dari Bawaslu malah dinilai bentuk pengakuan tidak
langsung akan kredibilitas lembaga yang selama ini dikritisi.
Di sisi lain, langkah BPN ini sekaligus dinilai membongkar
klaim elektabilitas yang sejak awal mereka bangun. Hal ini dinilai
membuktikan bahwa BPN selama ini hanya berbicara tanpa data.
Kubu Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf menanggapi santai langkah inkonsisten BPN itu.
“Wah kok bisa ya? Ini logikanya di mana? Sudah
gembar-gembor deklarasi kemenangan tapi minta data C1 ke Bawaslu. Jadi
atas dasar apa kemarin deklarasi kemenangan?” ujarnya Fiki Satari, Direktur
Konten Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin dalam
keterangannya di Jakarta, Jumat (26/4/2019) dilansir beritasatu.
Menurut Fiki, klaim bahwa BPN telah memiliki ratusan ribu
C1 patut untuk diragukan. Apalagi BPN selama ini tidak mau jujur membuka
transparansi penghitungan suara versi mereka.
Fiki lalu membandingkan denganReal Count Room (War Room
Direktorat Saksi) milik TKN sebagai pusat penghitungan suara Pemilu
2019, yang berada di lantai dasar Hotel Gran Melia, Jakarta.
TKN sudah mengundang media untuk melihat langsung bagaimana
proses penghitungan suara dilakukan di tepat tersebut. “Kita terbuka
dan sudah banyak media yang menengok langsung bagaimana suasana
kerjanya,” ungkap Lukman Edy, Wakil Direktur Direktorat Saksi TKN.
Ia menduga pihak Prabowo dan BPN sengaja hanya menghitung
dan mengumpulkan data C1 dari TPS-TPS yang mereka menangkan saja.
Sedangkan pada daerah dan TPS yang dimenangkan Paslon 01 Jokowi-Amin
tidak dihitung. Itu pun dengan jumlah TPS yang sangat minim. Terbukti
dari dibukanya beberapa fakta perkembangan Real Count TKN, yang
menyebutkan kebohongan klaim kemenangan Prabowo.
“Jelas selection bias tidak fair. Bisa jadi sekarang mereka
kesulitan untuk kumpulkan data C1 dari seluruhnya sehingga minta data
ke Bawaslu,” tambah Lukman.
Sebelumnya Anggota Bawaslu, Mochammad Afifuddin mengatakan,
BPN Prabowo-Sandiaga telah mengajukan surat resmi permintaan untuk
mendapatkan dokumen C1 kepada pihaknya pada, Kamis, (25/4/2019). [*]

Spesial Untuk Mu :  BI Apresiasi Penukaran Dolar AS Berhasil Perkuat Rupiah

Komentar