![]() |
Masjid Kampus UGM (Ilustrasi) |
tengah dibayangkan pengurus Perpustakaan Baitul Hikmah. Ya,
keberadaannya yang merupakan bagian dari Masjid Mardliyyah Kampus
Universitas Gadjah Mada, menjadikannya ‘toserba ilmu’ bagi masyarakat.
Perpustakaan
Baitul Hikmah berada di Jl Kesehatan Nomor 1, Sinduadi, Mlati,
Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Walau sedikit sulit terlihat dari
jalan-jalan besar, lokasi Perpustakaan Baitul Hikmah berada tepat di
sebelah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Sardjito.
Jangankan
melihat Perpustakaan Baitul Hikmah, Masjid Mardliyyah sendiri tampak
tidak begitu terlihat bila dari jalan-jalan besar, lantaran posisinya
tertutup pepohonan. Namun, keberadaan pepohonan itu sendiri memiliki
fungsi sebagai pelindung dari terik matahari sekaligus penyejuk alami.
Tempat
parkir tamu-tamu rumah sakit, rasanya jadi kesan pertama yang lumrah
bagi siapa saja yang pertama kali melintas. Tidak salah, sebab memang
banyak kendaraan tamu-tamu RSUD Dr Sardjito yang malah memarkirkan
kendaraaan mereka di tempat parkir Masjid Mardliyyah atau Perpustakaan
Baitul Hikmah.
Atap mobil, jadi pemandangan yang terlihat sejauh
mata memandang jika hendak memasuki halaman masjid, lantaran banyaknya
mobil yang parkir. Tapi, sesaat melintasi halaman masjid, tampak
terlihat menyelinap dari sebelah kiri barisan mobil satu banner kecil
bertuliskan Perpustakaan Baitul Hikmah.
empat petak rumah kecil bercat hijau itu ternyata memang merupakan
gudang ilmu. Walau sebagian besar berisikan buku-buku islami, ribuan
buku-buku umum tampak berjajar rapi menanti untuk setiap pengunjung yang
datang untuk sekadar membacanya ataupun meminjamnya.
buku-buku fiqih, Alquran dan hadis, manhaji, siyasiyah dan pemikiran
Islam, sejarah, biografi sampai peradaban tersaji di rak-rak berlantai
empat yang berbaris di tembok-tembok ruangan. Selain itu, tersedia
buku-buku umum seperti ekonomi, sosial sampai politik.
pun cukup nyaman, dengan meja-meja duduk yang dapat digunakan siapa
saja untuk berlesehan menikmati ilmu-ilmu yang tersimpan dari buku-buku
koleksi perpustakaan. Walau sedikit terik akibat pantulan sinar matahari
dari luas, dua kipas angin tampaknya cukup menenangkan suasana.
koleksi buku-buku dirasa tidak cukup, Perpustakaan Baitul Hikmah turut
menyediakan fasilitas WiFi yang dapat digunakan setiap pengunjung.
Selain itu, ada smart tv yang biasanya memutarkan ceramah-ceramah dari
pendakwah-pendakwah Islam yang ada di YouTube.
Perpustakaan Baitul Hikmah Rakhman Satrio mengatakan, smart tv yang ada
memang sengaja tidak disambungkan dengan antena televisi. Alasannya,
agar tontonan yang ada tidak sekadar sinetron-sinetron apalagi acara
infotainment-infotainment yang tidak banyak memberikan manfaat.
memang sengaja pilih smart tv untuk menunjang pengunjung mencari ilmu,
dan memang tidak disambung antena karena biasanya tv-tv isinya
sinetron-sinetron, gosip-gosip,” kata Tio kepada Republika.co.id, sambil
menunjuk layar televisi yang tengah memutarkan video ceramah Ustaz
Abdul Somad, Selasa (31/10/2017).
mineral yang boleh digunakan pengunjung yang tengah berada di
Perpustakaan Baitul Hikmah. Menurut Tio, untuk koleksi buku pengurus
memang cukup selektif agar tidak disusupi buku-buku yang berisikan
propaganda maupun memecah-belah umat.
memang menerima dengan tangan terbuka siapa saja yang ingin
menyumbangkan buku-bukunya, termasuk buku-buku pengetahuan umum. Namun,
sebagian besar donatur memang banyak memberikan sumbangan berbentuk
uang, lantaran sudah tahu muaranya akan dibelikan buku.
menerangkan, pengurus sebagian besar memang merupakan mahasiswa
Universitas Gadjah Mada, dan jamaah dari Masjid Mardliyyah Kampus UGM.
Walau baru setahun terakhir berdiri, kepengurusan Perpustakaan Baitul
Hikmah sudah terbentuk dan semua memiliki tugasnya masing-masing.
pengunjung yang datang ke Perpustakaan Baitul Hikmah cukup beragam,
walau sebagian besar merupakan mahasiswa. Mulai kampus-kampus yang ada
di DIY seperti UII, UNY, UMY dan UPN, pengunjung berasal pula dari
mahasiswa-mahasiswa luar kota yang tengah berkunjung ke UGM.
perpustakaan yang dibuka Senin sampai Sabtu mulai pukul 08.00-16.00,
memang dilanjutkan lagi baru pada pukul 19.00-21.00. Tujuannya, agar
pengunjung dapat menggunakan ruangan sebagai tempat diskusi, kajian, dan
tentu fokus ke ibadah shalat Ashar, Maghrib dan Isya yang jaraknya
berdekatan.
untuk diskusi, atau sekadar beristirahat bila siang hari,” ujar Arif
Setya, pengurus lain dari Perpustakaan Baitul Hikmah.
ruangan membaca untuk putri dan putra memang dipisahkan semacam sekat,
termasuk untuk pintu masuk, dan untuk menunjunginya selang-seling hari
seperti senin untuk putri, selasa untuk putra dan seterusnya. Namun,
belakangan, pengurus ingin membuka perpustakaan tanpa membedakan hari,
walau ruangan membacanya akan tetap dipisah. [*]
Komentar