May Day 2018, Ribuan Buruh Indonesia Gruduk Aksi Unjuk Rasa & Ada yang ke Istana Negara, Presiden Jokowi Kemana ya?

664xauto ini cara presiden jokowi menghibur diri 1602248
Presiden Joko Widodo Tampak Sedang Bersantai Di Kebun Raya Bogor (dok/www.facebook.com/Jokowi/)

JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Puluhan ribu orang akan melakukan aksi demo di depan Istana Merdeka,
Jakarta, saat peringatan Hari Buruh 1 Mei 2018. Salah satu yang menjadi
sorotan terkait Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 tahun 2018 tentang
tenaga kerja asing (TKA).
Walau ada aksi buruh di beberapa titik
lokasi, termasuk Istana, Presiden Joko Widodo tetap beraktivitas seperti
biasa. Namun tidak dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta, melainkan di
Istana Bogor.
Aktivitas Presiden Jokowi di Istana Bogor besok, yang bertepatan
dengan Hari Buruh Internasional atau may day, adalah Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) Bogor mengenai Islam Wasathiyah. Dijadwalkan berlangsung
sekitar pukul 10.30 WIB.
Rencananya, kegiatan itu akan dihadiri 100 ulama dan cendekiawan muslim dari berbagai negara termasuk Indonesia.
“Dari
Inggris, dari Amerika, dari Kanada, Australia. Bahkan Presiden dari
komunitas Jepang, Presiden dari Korean Muslim Federation, bahkan
Presiden CIA (China Islam Association) datang,” kata Staf Khusus
Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban, Din
Syamsuddin, di Istana Negara, Jakarta, Senin, (30/4/2018).
Din
mengatakan, diharapkan dari KTT Bogor ini nantinya, disimpulkan
kesepakatan-kesepakatan tentang cara hidup Islam yang wasathiyah.
Menurutnya, ini bisa menjadi solusi dalam problem peradaban dunia saat
ini.
“Kami akan keluar dengan satu pesan tersebut, Bogor message,” kata mantan Ketum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.

Berita Terkait: Gemuruh Ribuan Kaum Buruh di Provinsi Sumsel ‘May Day 2018’, “APA KATA MEREKA!!

KTT
Bogor ini juga diharapkan bisa memberi pesan kepada umat Islam tentang
pentingnya pemahaman Islam yang wasathiyah. Yakni Islam yang memberi
jalan tengah, tidak gampang mengkafirkan orang, tetapi memberi solusi
dan mengedepankan musyawarah dalam setiap penyelesaian masalahnya.
“Jangan
terjebak dalam radikalisme, fundamentalisme, ekstrimisme. Tapi marilah
kita kembali ke sebuah wawasan yang sentral dalam Islam dan keluar kita
ingin usulkan kepada dunia wasathiah Islam dapat dipertimbangkan untuk
menjadi solusi bagi krisis peradaban dunia dewasa ini,” tutur Din. (ren/viva)
Spesial Untuk Mu :  Penerimaan CPNS 2018 Tak Hanya Utamakan Tenaga Pendidikan & Kesehatan, Tetapi ini juga.....

Komentar