Mbak Titiek Soeharto dan Presidium Emak-Emak Ajukan Litura, Apa Itu?

Titiek%2BSoeharto%2Bdan%2BPresidium%2BEmak Emak%2BAjukan%2BLitura%2B %2Banigif
Siti Hediati Haryadi (Titiek Soeharto) membacakan Litura Presidium
Emak-Emak Indonesia pada acara bertajuk ‘Hentikan Tangisan Ibu Pertiwi’
di Gedung Dewan Dakwah, Jakarta Pusat, Jumat (24/5/2019) sore. [Foto/Istimewa]

JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Sejumlah emak-emak yang tergabung
dalam Presidium Emak-emak Indonesia (PEI) mengajukan Lima Tuntutan
Rakyat (Litura). Manifesto dibacakan Titiek Soeharto di Gedung Dewan
Dakwah, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (24/5/2019). 

Hadir dalam pembacaan manifesto itu Neno Warisman, Lin Agoes Soetomo,
Agnes Marcelina dan sejumlah emak-emak yang datang dari seluruh
Indonesia antara lain dari Sulawesi Aelatan, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Jawa Barat, Batam dan Papua.

Para emak-emak ini mengaku datang ke Jakarta dengan biaya sendiri dan
meninggalkan anak serta suami untuk berjuang demi kedaulatan rakyat.
Mereka bahkan ada yang sudah berada di Jakarta sejak tanggal 20 Mei dan
ikut demo di Bawaslu.

”Alhamdulillah saya datang ke Jakarta dengan restu suami dan anak. Kami
ke sini untuk ikut berjuang merebut kedaulatan rakyat. Kami tak rela
negara kami jatuh ke tangan asing. Kami tak rela suara kami dicurangi,”
kata Zubaedah seorang ibu yang datang dari Sorong.

Sementara Neno Warisman dalam pidatonya memberi semangat kepada
emak-emak untuk tetap merapatkan barisan. Perjuangan masih panjang.

”Allah akan selalu bersama dengan orang yang membela kebenaran. Kita di
sini membela kebenaran, menegakkan keadilan dan menolak adanya
kecurangan. Insyaallah kita akan menang,” katanya dengan bersemangat.

Menurutnya emak-emak menyadari dan merasakan telah terjadi berbagai
kerusakan diberbagai sendi-sendi kehidupan akibat penyimpangan dalam
penyelenggaraan negara dan penyimpan idiologi moral, politik,
kebangkrutan dan kapitaslis ekonomi serta pelanggaran HAM.

Mengenai pasangan Capres 02 Prabowo-Sandi yang akhirnya mengajukan
kecurangan pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK), menurut Neno itu bukan
berarti mengkhianati para pendukungnya.

”Pak Prabowo tidak akan mengkhianati kita. Dia berupaya terus bagaimana
Indonesia tegak berdiri di atas kedaulatan rakyat. Mengajukan gugatan
Ke MK bukanlah berkhianat. Tapi karena hanya itu jalan yang secara
konstitusional yang bisa ditempuh. Meski peluangnya tipis, tapi
insyaAllah, Allah akan menolong kita,” tegasnya.

Menurut Neno, emak-emak masih berharap MK RI sebagai wakil keadilan
Allah masih layak dipercaya sebagai institusi yang amanah dan mampu
mencegah segala bentuk kecurangan, ketidakadilan dan kesewenang-wenangan
dalam penyelenggaraan Pemilu 2019.

Sementara Titiek Soeharto mengingatkan kembali sejarah perjuangan yang
begitu gigih dari para pahlawan wanita seperti Cut Nyak Dien, Rasuna
Said dan lainnya. Mereka berjuang untuk kemerdekaan. Mereka tidak takut
terhadap penjajah.

”Kita tak ingin anak dan cucu kita diajari bohong, diajari curang dan
sewenang-wenang. Kita akan mengajarkan kepada anak cucu kita bahwa
kebohongan dan kecurangan harus dilawan,” katanya.

Mengenai Litura, Titiek menyebutnya secara lantang masing-masing: minta
pertanggungjawaban KPU tentang 17,5 juta DPT ilegal, menganulir Paslon
01, bebaskan semua aktivis yang ditahan, investigasi penyebab petugas
pemilu yang tewas, terakhir kembalikan kedaulatan rakyat (bumi, air,
udara).

Dalam kesempatan itu Titiek Soeharto dan Neno Warisman memberikan bunga
dukacita kepada keluarga almarhum Raihan Fajri. Remaja yang tewas
terkena tembakan saat kerusuhan dengan aparat pada 21 Mei di Petamburan
V, Jakarta Pusat. (*)
Spesial Untuk Mu :  Ahok: Jika Saya Nekat, Kasihan Anak-Anak Dapat "Jadi Korban"

Komentar