![]() |
Kapuspen TNI, Mayjen TNI Wuryanto [dok/Ist] |
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Sengeri serta sehebat apa daya ledak dari amunisi tajam 5.932 amunisi untuk arsenal
Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 milimeter milik Brimob
yang akhirnya disimpan di gudang amunisi Markas Besar TNI?
Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 milimeter milik Brimob
yang akhirnya disimpan di gudang amunisi Markas Besar TNI?
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Wuryanto mengakui
amunisi pesanan Polri yang diperuntukkan Brimob berdampak mematikan.
Saat ini sebanyak 5.932 butir peluru yang dibeli Polri untuk Arsenal
Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40 x 46 milimeter itu sudah
digeser ke Gudang amunisi Mabes TNI dari Bandara Soekarno-Hatta.
amunisi pesanan Polri yang diperuntukkan Brimob berdampak mematikan.
Saat ini sebanyak 5.932 butir peluru yang dibeli Polri untuk Arsenal
Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40 x 46 milimeter itu sudah
digeser ke Gudang amunisi Mabes TNI dari Bandara Soekarno-Hatta.
“Sesuai katalog ada 5.932 butir dalam 71 koli, itu disertai dengan
katalog. Di situ sangat jelas dalam katalog itu bahwa amunisi itu adalah
amunisi tajam, mempunyai radius mematikan 9 meter dan jarak capai 400
meter,” kata Wiryanto saat memberikan keterangan pers di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Selasa
(10/10/2017).
katalog. Di situ sangat jelas dalam katalog itu bahwa amunisi itu adalah
amunisi tajam, mempunyai radius mematikan 9 meter dan jarak capai 400
meter,” kata Wiryanto saat memberikan keterangan pers di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Selasa
(10/10/2017).
Wuryanto memaparkan keistimewaan amunisi ini. Setelah meledak
pertama, kemudian meledak kedua, efek amunisi dapat menimbulkan
pecahan-pecahan, lubang-lubang kecil yang melukai maupun mematikan.
Granat bisa meledak sendiri tanpa benturan setelah 14-19 detik lepas
dari laras.
pertama, kemudian meledak kedua, efek amunisi dapat menimbulkan
pecahan-pecahan, lubang-lubang kecil yang melukai maupun mematikan.
Granat bisa meledak sendiri tanpa benturan setelah 14-19 detik lepas
dari laras.
“Ini luar biasa. TNI saja tidak punya senjata seperti itu,” Tuturnya.
Lanjutnya Mayor Jenderal Wuryanto mengungkapkan, bahwa peluru tersebut digunakan untuk perang perkubuan. Musuh yang berada di balik perkubuan bisa dihancurkan menggunakan peluru yang menyerupai granat tersebut.
“Masalah ancaman amunisi seperti ini ditujukan untuk menghancurkan
perkubuan. Jadi orang orang yang berada di belakang perkubuan bisa
dihancurkan dengan amunisi ini,” kata Wuryanto.
perkubuan. Jadi orang orang yang berada di belakang perkubuan bisa
dihancurkan dengan amunisi ini,” kata Wuryanto.
Berita Terkait: – “Siapa Pembohong Soal Pengadaan Senjata Api Itu?”
– Istana: Polemik Ucapan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ‘Sudah Clear’
– Panglima TNI Jenderal Gatot: Jangan Ragukan Kesetiaan TNI Kepada NKRI
Wuryanto menegaskan pernyataannya tersebut hanya melanjutkan
pernyataan Divhumas Polri maupun Menko Polhukam Wiranto. Sebelumnya
Divhumas Polri menyebut amunisi itu hanya berdampak kejut dan Wiranto
mengklarifikasi itu termasuk peluru tajam.
pernyataan Divhumas Polri maupun Menko Polhukam Wiranto. Sebelumnya
Divhumas Polri menyebut amunisi itu hanya berdampak kejut dan Wiranto
mengklarifikasi itu termasuk peluru tajam.
“Saya ingin melanjutkan apa yang sudah dijelaskan Divhumas Polri 6
Oktober dan setelah penjelasan Menkopolhukam. Jadi ini supaya diketahui,
inilah penjelasan kelanjutan,” Pungkasnya. [Rpbk/Tn)
Oktober dan setelah penjelasan Menkopolhukam. Jadi ini supaya diketahui,
inilah penjelasan kelanjutan,” Pungkasnya. [Rpbk/Tn)
Komentar