Potret Briptu Ima, Polwan Cantik Ini Bikin Jomblo’wan & Warganet Ingin Jaga Hatinya

SriwijayaAktual.com – Ada beberapa polwan yang sempat viral di media sosial karena parasnya yang cantik dan juga kemampuan mereka saat bertugas. Mulai dari polwan di bidang pengaturan lalu lintas, polwan di bidang kehumasan, dan yang terbaru adalah Briptu Ima. Dia bekerja sebagai polwan di bagian lalu lintas sejak tahun 2013 di Bantul, Yogyakarta.

Sebelum menjadi polwan, Briptu Ima sebenarnya sempat kuliah di UGM selama satu tahun. Tapi, sang ibu mendorong dia agar menjalani karier sebagai polwan saja.

Pilihan ini terbukti tidak sia-sia karena sekarang dia dipilih oleh Polri untuk menjalankan misi kemanusiaan PBB di daerah Bangui, Republik Afrika Tengah. Ada ribuan yang mendaftar, tapi hanya 500 yang terpilih.

Lalu, ke-500 orang ini diseleksi lagi hingga akhirnya menyusut menjadi 140 orang saja. Briptu Ima juga mencatat sejarah karena menjadi polisi berhijab pertama yang dikirimkan oleh Polri untuk ikut serta dalam misi kemanusiaan PBB. Beberapa tes yang harus dia jalani agar lulus seleksi seperti tes awal di daerah.

Kemudian tes di Mabes Polri seperti tes psikologi, tes jasmani atau fisik, tes bahasa, tes kejiwaan, dan masih banyak lagi. Angkatan Briptu Ima adalah kelompok polwan pertama yang dikirim dari kepolisian Indonesia untuk misi kemanusiaan PBB di Afrika. 

Karena baru pertama kalinya menjalani misi kemanusiaan PBB, Briptu Ima cukup terkejut. Baginya, semua serba baru di Bangui, Afrika Tengah tersebut. Mulai dari berkenalan dengan polisi dari negara-negara lain, hingga fasilitas yang ala kadarnya. Dia memang tidak mengeluh karena sudah terbiasa dalam latihan survival yang diadakan oleh Polri.

Dalam misi kemanusiaan ini, Briptu Ima memiliki tugas seperti melakukan patroli, pengawalan, penjagaan mako dan tugas-tugas lainnya selayaknya polisi yang sedang dinas.

Senjata laras panjang juga selalu siap sedia di tangan untuk berjaga-jaga. Apalagi kriminalitas di daerah ini masih cukup tinggi karena banyaknya pengangguran.

Proses adaptasi secara perlahan dijalani oleh Briptu Ima agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik di tempat baru tersebut. Briptu Ima juga cukup suka berjalan-jalan atau travelling saat memanfaatkan jatah cutinya dalam setahun. Biasanya, dia lebih suka travelling ke Eropa daripada Indonesia karena harga tiket yang jauh lebih murah.

Briptu Ima juga tidak mengalami kesulitan apa pun, terutama untuk masalah hijab. Tidak ada celaan atau hinaan untuknya, yang ada justru dia merasa seperti mendapatkan perlindungan ekstra.

Briptu Ima akan menjalani misi ini sampai Juni 2020. Jadi, dia baru pulang kembali ke Indonesia sekitar bulan Juli tahun depan. Selamat bertugas, Briptu Ima. [keepo]