PALEMBANG, SriwijayaAktual.com – Terkait isu bahkan gejolak dinamika sosial akan adanya rencana penolakan acara FGD oleh GSI Sumsel, Presedium GSI Sumsel, tetap akan melaksanakannya 1 September 2018, disalah satu hotel Kota Palembang.
“Acara tetap berlanjut mengingat FGD sudah tersebar dan hotel sudah dibayar lunas dan persiapaan lain sudah fix.” Demikian katanya Koordinator Presedium Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) Sumsel Charma Afriyanto dalam jumpa pers Perkembangan Pemantapan Rencana Focus Grup Diskusi (FGD) Menyongsong Indonesia Bangkit, Tema; “Selamatkan Indonesia Kembali ke UUD 1945, Mutlak”, oleh Presedium GSI Sumsel, di Warung Pak Umar Kota Palembang, Juma’t (31/8/2018) sore.
Tampak pantauan Sriwijaya Aktual, dalam jumpa pers tersebut turut dihadiri: Ustadz Deni Tegar (Jubir Presidium GSI Sumsel), Firdaus Hasbullah Renny Astuti (Presedium GSI Sumsel) dan Presedium GSI Sumsel lainya, Daby Hurairah dan Dody (Advokad/Kuasa Hukum GSI Sumsel) Rendi Hirawansyah (Ketua Umum Komisariat PMII UIN RF Palembang) dan diikuti sekitar diikuti 20 an orang panitia maupun simpatisan lainya dalam rencana kegiatan.
Lanjutnya Charma, mengatakan, walaupun Ratna Serumpet (RS) dan Rocky Gerung (RG) tidak hadir, tetap akan dilaksanakan dengan narasumber lokal. Namun hingga saat ini dalam konfirmasi beliau berdua tetap akan hadir.
” 9 Presedium GSI Sumsel yang diantara adalah: Charma Afriyanto, Ade Indra Chaniago, Ustadz Deny Tegar, Ustadz Idasril, Firdaus Hasbullah, Syaiful Fadly, Renny Astuti, Ruspanda Karibulla, dan Mushodik, sudah membentuk tim penjemputan RS dan RG besok di Bandara SMB II Palembang.”Ujarnya.
Menurutnya Charma, kegiatan FGD ini adalah baik dan justru membantu pemerintah demi keutuhan NKRI dan menumbuhkan cinta tanah air Indonesia.
“Dalam acara FGD tersebut murni diskusi, tidak ada agenda deklarasi #2019GantiPresiden maupun teriak-teriak atau iyel-iyel Ganti Presiden.
“Jika ada Ormas, OKP dll yang menolak atau bahkan mengacaukan acara FGD tersebut, malah justru dipertanyakan nasionalismenya dan pancasilaismenya. Justru mereka yang harus ditangkap atau bahkan dipenjara karena membuat kerusuhan dan mengganggu stabilitas keamanan nasional. Meminta aparat kemananan untuk profesional dalam mengamankan potensi kericuhan.”Tandasanya Charma.
![]() |
Ustadz DT dan Charma Afriyanto |
Sementara itu, Ustadz Deny Tegar (DT), mengatakan Saya bingung dengan ke adaan saat ini, dari GSI Sumsel ingin diskusi berbentuk FGD tetapi dilarang.
“GSI ini terlarang atau bagaimana? Jika GSI terlarang bubarkan saja dan beritahu kami alasannya kenapa?
kemudian Ratna Sarumpaet dan Rocky Gerung ini siapa?. Mereka kan Warga Negara Indonesia (WNI) yang punya hak untuk hidup dan hak bicara atau hak meraka sudah di cabut?
Lanjutnya Ustadz DT, jika mereka berdua tidak punya hak lagi hidup di NKRI ini maka keluarkan dari NKRI atau penjarakan, itupun kami ingin tau kesalahan mereka apa? supaya tidak kami undang diskusi lagi.
“Kami meminta kepada aparat pemerintahan agar memberi tahu kami siapa siapa saja yang dilarang di Indonesia ini untuk diskusi, agar kami tidak salah undang atau salah orang.
Namun jika mereka masih punya hak kenapa meraka dilarang, di cegah dan sebagainya?!, dan kami minta agara aparat pemerintahan menegakan keadilan seadil-adilnya.
yang menjegal ini punya hak apa? apakah mereka sudah ada izin kerjasama ataupun izin apa dari pemerintahan sehingga mereka dapat menjegal dan membatalkan kedatangan Ratna Serumpaet dan Rocky Gerung.”Tuturnya.
Aparat keamanan harus tegas menindak siapa saja yang memmbuat keamanan negara tergganggu.
Salam damai untuk Negeriku.”Tandasnya Ustadz DT.
Sementara itu, hal senada juga, Dhaby Hurairah, mengatakan Menyayangkan gejolak sosial akan adanya penolakan publik atas FGD tersebut yang terkesan direkayasa.
“Jika acara FGD besok dibubarkan oleh aparat, itu justru kesalahan dan melanggar UU HAM. Sehingga dapat dipermasalahan atau diproses secara hukum.
Saat acara FGD besok, tamu undangan atau peserta FGD juga akan di shortir dengan diberikan I’d.card. Sehingga tidak disusupi oleh oknum perekayasa.”Tandasnya Dhaby.
Sementra itu, Ketua Umum Komisariat PMII UIN RF Palembang, Rendi Hirawansyah, mengatakan bahwa mendukung acara FGD tersebut. Justru bangga dan senang akan dapat mengikuti kegiatan tersebut yang murni diskusi, membuka wawasan kebangsaan. Bukan kegiatan politik yang menyudutkan salah satu Capres RI Tahun 2019.
Selain itu, menyayangkan kemarin ada oknum kader PMII Kota Palembang yang kemarin mensuarakan menolak dan bahkan melaporkan rencana kegiatan FGD. “Padahal Oknum kader PMII tersebut adalah Pengurus Koordinasi Cabang (PKC) PMII Kota Palembang.
“Berharap, kepada ormas, OKP dan khususnya organisasi kemahasiswaan untuk bersifat independent, kritis solution dan tidak oportunis.”Tandasnya Rendi. (Red).
Komentar