Sekjen PBB Minta Sukmawati Belajar Lagi Sejarah NKRI

Sekretaris%2BJenderal%2BPartai%2BBulan%2BBintang%252C%2BJurhum%2BLantong
Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang, Jurhum Lantong (Ist)

JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang, Jurhum Lantong
menanggapi pernyataan Anak proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia,
Sukmawati dalam akun twitternya, @JurhumLantong.
Dalam sebuah diskusi bertajuk “Pancasila dalam Tantangan Toleransi
Kehidupan Umat Beragama Di Indonesia” beberapa waktu lalu di Jakarta
Sukmawati mengatakan bahwa intoleransi berawal dari kelompok Islam
yaitu, Partai Masyumi.
“Sebris tnda tnya, Bgmn bisa Anak Soekarno, Sang Proklamator RI
enteng berucap negati dan lemah argumen bgt?,” tulis Jurhum, Minggu
(22/1/2017)
“Apa Bu Sukmawati beneran tidak Tahu Bhw Salah Sorg Tokoh Penggas
Piagam Jakarta adalah bpknya Sendiri, Bung Karno?,” lanjut Jurhum.
Jurhum juga menyarankan kepada setiap orang tertuama tokoh untuk
bersikap lebih berhati-hati dalam kondisi bangsa yang sedang hadapi
beban multi masalah.
“Dlm kondisi dn situasi bangsa, sdh hdpi beban multi masalah, setiap org, tokoh bersikp lbh hati,” sambung Jurhum.
Sekjen Partai reinkarnasi dari Partai Masyumi ini, meminta Sukmawati
untuk baca lagi sejarah pendirian NKRI. Jurhum menawarkan tulisan Lukman
Hakim yang berjudul, Bung Karno, Biang dan Otak Piagam Jakarta untuk
dibaca Sukmawati.
“Tulisan Brkut (Bung Karno, Biang dan Otak Piagam Jakarta), Terang
Buat Bu Sukmawati tuk Baca lg Sejarah Perjuangan dn Pendirian NKRI,”
tegas Jurhum.
Baca Juga Ini; MS Kaban Tegaskan !!! Supaya Pihak Anti Islam Untuk Tidak Memusuhi Habib Rizieq Sihab
Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Mora
Harahap menilai Sukmawati telah gagal paham dengan sejarah Partai
Masyumi. Terlebih, dalam diskusi tersebut Sukmawati menyebutkan bahwa
sikap intoleran Partai Masyumi ditunjukkan saat Pancasila dijadikan
dasar negara.
“Kita sangat menyayangkan pernyataan Ibu Sukmawati yang seolah-olah
menyudutkan Islam. Sebagai anak dari tokoh proklamator yang sangat kita
hormati, seharusnya beliau paham akan sejarah Masyumi yang sudah banyak
melahirkan tokoh-tokoh yang sudah memberikan kontribusi bes ar untuk
bangsa ini,” kata Mora dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/1/2017).
Lanjut Mora, jika saat sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) suara umat Islam yang mayoritas berada dalam Partai
Masyumi memaksakan kehendak atau intoleran, maka kelahiran bangsa ini
tidak akan pernah terwujud.
“Tetapi karena sikap toleransi dan kecintaan para anggota sidang pada
saat itu yang mengedepankan semangat persatuan maka kalimat kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya pun diganti dalam butir-butir
Pancasila,” ungkap Mora. (sp.kb)
Spesial Untuk Mu :  Menaja Keindahan Gua Es Abadi

Komentar