“Teori Konspiresyen di Balik Penembakan Gedung DPR”

Berita239 Dilihat
tembak%2B1
Ilustrasi

OPINI-SP, SriwijayaAktual.com – Pada Senin sore (15/10/2018), gedung DPR jadi gonjang-ganjing dan ribut mendadak gara-gara ada peluru “nyasar” yang nembus ruang kerja anggota DPR Fraksi F Gerindra Brigjen (pur) Wenny Warouw di lantai 16 dan ruang kerja anggota DPR Fraksi F Golkar Bambang Heri Purnomo di lantai 13.
Berkat media sosial yang kekuatan nyebarnya luar biasa, foto jendela ruang kerja yang ditembus peluru “nyasar” itu lebih dulu beredar luas melalui Insta-stories dan Twitter ketimbang portal berita.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
Dari foto yang beredar itu, keliatan kalau kacanya tetap berdiri tegak dan utuh gaes. Cuma bolong di tengahnya. Persis kaya hatimu yang berusaha tegar meski udah bolong ditusuk-tusuk kenyataan pahit bahwa dia lebih memilih yang lain. Hiks.
Pemberitaan kasus itu pun terus bergulir dengan pembaruan informasi yang menarik di berbagai portal berita. Gak sekadar asal muncul headlines baru dengan modal satu kalimat tambahan aja, tapi bener-bener temuan baru yang menunjukkan perkembangan penyelidikan kasus.
Mulai diketahuinya lokasi penembakan yang diyakini berasal dari lapangan tembak Senayan, hasil forensik yang mengabarkan bahwa peluru tersebut berasal dari senjata kaliber 9 mm, hingga penangkapan tersangka.
Ya gimana ya, wong pelaku bom Sarinah aja bisa langsung diringkus dalam 22 menit. Apalagi yang model peluru nyasar gitu.
Semua ini tentu berkat kesigapan polkis yang langsung datang ke lokasi dan menyelidiki kasus tersebut. Ditambah lagi, polkis zaman sekarang emang super canggih dan luar biyasak. Pasti kasus itu gampil bagi mereka.
Udah persis kaya di serial Hawaii Five-0,kasus kriminal cem apa pun pasti kelar begitu matahari terbenam. Malah, mengingat penembakan itu terjadi saat sore, polkis kita jelas lebih kece. Wong sesorean aja langsung kelar dan udah membekuk tersangka. Ntaps jiwa!
Masalahnya, apa bener senjata-senjata berkaliber 9 mm tersebut sanggup melesat nyasar sampe lantai 13 dan 16 gedung parlemen DPR?
Yang menarik, kehebohan di awal menyebutkan bahwa tembakan tersebut dilakukan penembak jitu. Namun, pihak kepolisian langsung menampiknya dengan mengatakan bahwa itu hanya peluru nyasar dari senjata kaliber 9 mm yang ditembakkan dari lapangan tembak Senayan oleh anggota Perbakin yang kebetulan berlatih di sana.
Sebagai orang awam sih, kita iya-iya aja ama keterangan polkis. Ya mereka pasti lebih tau dong. Orang awam kaya kita percaya-percaya aja kalo dibilang kaca jendela yang pecah berkeping-keping karena dilempar batu itu hasil tembakan senapan penembak jitu.
Terus abis itu ikut kemakan isu yang dilempar setelahnya. Eaaak..
Tapi, emang bener kok kalo senjata dengan kaliber 9 mm itu biasa dipake latihan oleh anggota Perbakin di lapangan tembak situ. Senjata berkaliber 9 mm yang biasa digunakan itu adalah senjata laras pendek, atau yang biasa disebut pistol oleh orang awam seperti kita.
Jenisnya sih bisa macem-macem. Mulai seri Glock, Beretta, sampai revolver. Ada juga senjata laras panjang berkaliber 9 mm jenis carbine yang juga digunakan untuk berlatih di situ, tapi hanya di kalangan terbatas. Ga seumum laras pendek tadi.
Masalahnya, apa bener senjata-senjata berkaliber 9 mm tersebut sanggup melesat nyasar sampe lantai 13 dan 16 gedung parlemen DPR?
Kalo dikira-kira nih ya, tinggi lantai ke-16 dari gedung parlemen berlantai 24 yang tingginya 100 meter itu kurang lebih 64 meter. Lalu, berdasar Google Maps, jarak kedua lokasi mencapai 390 meter.
Kalo pake trigonometri sederhana dan gotak-gatuk aja ya, peluru tersebut menempuh jarak sekitar 395 meter untuk mencapai lantai 16 gedung parlemen. Itu kalo peluru tadi lintasannya lurus.
Praktiknya, lintasan peluru itu parabola. Berkat gravitasi dan angin, setiap beberapa meter, peluru mengalami penurunan beberapa cm dari ketinggian yang diinginkan. Jadi, perkiraan 395 meter itu adalah jarak terpendek yang mungkin dilakukan peluru tersebut, yang sebenernya mustahil juga. Pasti lebih, lah.
Terus, apakah senjata berkaliber 9 mm ga mungkin menempuh jarak segitu jauhnya? Ya mungkin-mungkin aja. Kan tergantung jenis senjatanya apa dulu nih.
Umumnya, senjata laras pendek 9 mm yang disebutkan tadi akan efektif di jarak 20 meter untuk mengenai sasaran. Lebih dari itu dan bisa kena sasaran, ya berarti emang jago nembak.
Mungkin pelurunya emang ganteng sih, makanya nembaknya jago dan gak pernah ditolak ama target. Lho, kok malah curhat?
Sementara itu, penetrasi maksimal dari senjata laras pendek tersebut hanya sekitar 100 meter. Itu pun, belum tentu arahnya sesuai dengan target tembakan awal. Bisa aja mencelat mbuh ke mana.
Selain itu, jika peluru sudah melampaui jarak efektif maksimalnya, kerusakan yang ditimbulkan juga lebih kecil. Tapi ya tetep aja sakit kalo kena, gaes!
Dengan ini, boleh dong kita mengeliminasi kemungkinan peluru nyasar tadi dari senjata laras pendek dan beralih ke senjata laras panjang jenis carbine yang justru hanya untuk kalangan terbatas tadi?
Senjata jenis carbine sebenernya dianggap agak nanggung oleh beberapa kalangan. Gimana lagi, kalo buat jarak dekat 50 meter, kok ya tenaganya terlalu besar.
Kalo badan yang megang senjata itu bagus dan tangannya mantap sih ga papa. Coba tangan gampang gemeter yang kebanyakan lemak mbur-mbur nggelambir sana-sini kaya kita semua.
Baru nembakin satu peluru aja, paling badannya mundur kehentak tenaga senjatanya sendiri. Udah gitu, tembakannya pasti mbleset entah ke mana.
Untuk senjata jenis itu, penetrasi maksimalnya emang bisa mencapai 200 meter. Tapi ya gitu, harap diingat bahwa ga gampang ngendaliinnya. Bisa mencelat ke mana-mana. Salah-salah bisa nyasar ke gedung sebelah.
Jadi, mungkin aja dong kalo kejadian kemarin itu hasil peluru nyasar? Mungkin aja kalo yang nembakin itu newbie kebanyakan lemak yang asal coba-coba senjata yang seharusnya cuma untuk kalangan terbatas. Udah gitu, senjatanya di-setting dual bullet. Yawes, sekali dor, dua peluru nyasar mbuh ke mana.
Karena emang newbie, wajar kalo pelurunya nyasar dan polkis gak perlu waktu lama buat nyelesein kasusnya. Palingan juga dia ga nyadar kalo pelurunya nyasar ke gedung DPR situ.
Bukan gak mungkin juga, pas disamperin polkis, dia lagi cangkrukan di warung terdekat sambil ngudud. Pas ditegur pun masih sempet ngasi wajah polos dan nanya “Kenapa ya, Pak?” sambil mbatin bakal kena tilang apa lagi ini.
Yang apes ya Brigjen (pur) Wenny Warouw dari Fraksi F Gerindra, yang kebagian peluru nyasar di ruangannya pas lagi nerima tamu. Pak Bambang Heri Purnomo sih kebetulan lagi umrah. Jadi pas ada peluru nyasar gitu, yang sempet jantungan ya cuma stafnya.
Jadii, netijen yang budiman dan mahabenar ga perlu lagi lah berspekulasi aneh-aneh. Bukan kerjaan sniper kok. Masa sniper nembakin ruangan kosong, terus meleset ke ruangan yang gak ada orangnya? Kok ya kebacut tenan. Apa gak eman? Peluru kaliber 7,62 mm kan gak murah.
Kecuali kalo sniper-nya cuma disuruh ngasi “tembakan peringatan” ke targetnya, ya. Atau emang dibayar biar target bisa play victimdan bilang “Nyawaku diincar rezim sekarang!”
Ah, pret!. [ *]