![]() |
Mediasi MUI Depok dan Pimpinan Padepokan Trisula Weda, Winardi mengaku Imam Mahdi, Kamis (30/5/2019). [Suara.com/Supriyadi] |
Pimpinan Padepokan Trisula Weda Winardi mengaku asal muasal sebutan Imam Mahdi.
DEPOK-JABAR, SriwijayaAktual.com – Pimpinan Padepokan Trisula Weda, Winardi mengaku Imam Mahdi
berawal dari sebuah mimpi atas perintah Allah SWT. Dia mengklaim, nama
julukan Imam Mahdi itu diberikan oleh Allah SWT setelah menjalankan
perintahnya melalui mimpi.
berawal dari sebuah mimpi atas perintah Allah SWT. Dia mengklaim, nama
julukan Imam Mahdi itu diberikan oleh Allah SWT setelah menjalankan
perintahnya melalui mimpi.
Dalam mimpi, Winardi melalui
perjalanan rohnya dari Padepokan Trisula Weda di Kampung Perigi,
Kelurahan Belahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat ke kampung
halamanya di wilayah Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di sanalah
Winardi bertemu dengan almarhum kakek, nenek, ibu, bapak, dan
leluhurnya.
perjalanan rohnya dari Padepokan Trisula Weda di Kampung Perigi,
Kelurahan Belahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat ke kampung
halamanya di wilayah Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di sanalah
Winardi bertemu dengan almarhum kakek, nenek, ibu, bapak, dan
leluhurnya.
“Setelah itu saya diperjalankan ke Tanah
Suci, Arab Saudi. Saya menjalankan di waktu malam hari mendapatkan
perintah dan kehendak Allah, ini bukan kemauan saya. Pemberian nama Imam
Mahdi diberikan oleh Allah SWT. Jadi bukan saya memberikan nama itu
(Imam Mahdi),” kata Winardi di kantor Kecamatan Sawangan, Kamis
(30/5/2019), kepada wartawan.
Suci, Arab Saudi. Saya menjalankan di waktu malam hari mendapatkan
perintah dan kehendak Allah, ini bukan kemauan saya. Pemberian nama Imam
Mahdi diberikan oleh Allah SWT. Jadi bukan saya memberikan nama itu
(Imam Mahdi),” kata Winardi di kantor Kecamatan Sawangan, Kamis
(30/5/2019), kepada wartawan.
Sesampainya di Tanah Suci, sambung
Winardi, menceritakan bahwa dirinya diarahkan oleh para leluhurnya untuk
memadu menjalankan ibadah tawaf di Masjidil Haram. Lalu menjalankan
ibadah jumroh aqobah dengan mengambil 7 batu krikil.
Winardi, menceritakan bahwa dirinya diarahkan oleh para leluhurnya untuk
memadu menjalankan ibadah tawaf di Masjidil Haram. Lalu menjalankan
ibadah jumroh aqobah dengan mengambil 7 batu krikil.
“Selanjutnya saya diperjalankan ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah,” ucap dia menyesalkan.
Atas kejadian ini, tentunya setelah
mendapatkan nasehat dan masukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota
Depok bahwa julukan yang diberikan Imam Mahdi adalah keliru. Dirinya pun
mengaku menyesal dan meminta ampunan (tobat) kepada Allah SWT.
mendapatkan nasehat dan masukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota
Depok bahwa julukan yang diberikan Imam Mahdi adalah keliru. Dirinya pun
mengaku menyesal dan meminta ampunan (tobat) kepada Allah SWT.
“Bahwa kegiatan saya lakukan salah dan keliru, saya tobat. Saya menyesal. Pengikut saya sekitar 70-an,” pungkasnya.
Masih di lokasi, Ketua MUI Kota Depok Kh.
Dimyati Badruzaman mengatakan, sudah melakukan mediasi bersama Camat,
Danramil, dan Kapolsek Sawangan bahwa sebutan Imam Mahdi tidak tepat dan
keliru. MUI membuka tiga kitab yang membahas Imam Mahdi yang akan turun
di akhir zaman nanti, tentunya tidak sama sekali sesuai.
Dimyati Badruzaman mengatakan, sudah melakukan mediasi bersama Camat,
Danramil, dan Kapolsek Sawangan bahwa sebutan Imam Mahdi tidak tepat dan
keliru. MUI membuka tiga kitab yang membahas Imam Mahdi yang akan turun
di akhir zaman nanti, tentunya tidak sama sekali sesuai.
“Nama Imam Mahdi sebenarnya bin Abdullah
keturunan Nabi Muhammad SAW. Sementara ini, namanya Winardi Bin Sukirno
dari Pacitan, tentunya tak sesuai Alquran dan hadis Nabi sehingga kami
meminta supaya bertobat kepada Allah dan mengucapkan dua kalimat
syahadat,” kata Dimyati.
keturunan Nabi Muhammad SAW. Sementara ini, namanya Winardi Bin Sukirno
dari Pacitan, tentunya tak sesuai Alquran dan hadis Nabi sehingga kami
meminta supaya bertobat kepada Allah dan mengucapkan dua kalimat
syahadat,” kata Dimyati.
Tentunya, sebut dia, ajaran tersebut sesat dan menyesatkan umat karena tidak sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW. [supriyadi/suara]
Komentar