![]() |
Ace Hasan Syadily (berkemeja kuning) bersama Ma’ruf Amin. Foto/dok: TKN Jokowi-Amin |
“Pertemuan
timses kubu 02 yang berkedok Ijtimak Ulama jelas sebuah politik
akal-akalan dan ugal-ugalan yang tujuannya justru menyesatkan umat.
Segala upaya dilakukan untuk tidak mengakui kekalahan versi hitung cepat
mulai dari delegitimasi KPU, meminta pemilu ulang sampai dengan meminta
Pak Jokowi didiskualifikasi,” kata Jubir TKN, Ace Hasan Syadzily,
kepada wartawan, Rabu (1/5/2019).
tapi justru mereka minta KPU-Bawaslu untuk mendiskualifikasi Pak Jokowi.
Ini artinya mereka merengek-rengek pada lembaga yang kredibilitasnya
sedang mereka hancurkan,” ulas Ace.
“Ini
semakin mengkonfirmasi skenario 02 menjelang 22 Mei, yakni meminta
Bawaslu untuk mendiskualifikasi 01 dengan alasan kecurangan yang
bersifat Terstruktur, Sistematis dan Massif (TSM). Sejalan dengan itu,
kubu 02 mengerahkan massa pendukungnya bermain presiden-presidenan.
Skenario diskualifikasi ini ingin menjalankan skenario pilkada Kota
Waringin Barat yang saat itu Bambang Widjajanto terlibat menjadi
pengacara salah satu paslon,” bebernya.
“Dengan didiskualifikasi
calon terpilih, maka calon penantang yang otomatis dilantik. Akal bulus
ini jelas tidak punya pijakan obyektif karena kecurangan TSM yang mereka
tuduhkan hanya ilusi tanpa fakta. Kita ingat gertak sambel Prabowo pada
saat sengketa tahun 2014 yang mengklaim membawa bukti berkontainer ke
MK. Nyatanya hanya ilusi. Jangankan bukti kecurangan, mengumpulkan C1
saja plintat-plintut. Ngaku-ngaku punya real count, tempatnya tidak
jelas entah di mana. Skenario kota Waringin Barat jelas halusinasi
juga,” sambung Ace.
Berita Terkait; ini dia!! Hasil Ijtimak Ulama III Soal Pilpres 2019
mengatakan akan ada pengulangan skenario seperti di Venezuela.
“Jika
Bawaslu dan KPU tidak bisa mereka kendalikan, maka besar kemungkinan
mereka menghalalkan segala cara dengan aksi demo yang mereka sebut
people power. Terlihat jelas 02 ingin mengulang skenario Venezuela
dengan mobilisasi massa menentang Presiden terpilih dan selanjutnya
mengundang keterlibatan asing dalam masalah dalam negeri. Ini jelas
manuver berbahaya bagi kedaulatan nasional dan masa depan demokrasi di
negara kita. Indonesia bukan Venezuela. Pak Jokowi menang dalam versi
hitung cepat dengan sangat meyakinkan. Ini kemenangan atas hoax dan juga
kemenangan atas ancaman otoritarian hidup kembali. Jadi jangan bermimpi
Indonesia dibuat seperti Venezuela,” pungkas Ace. [tor ]