“Tumpang Tindih Misi Lingkungan Hidup dengan Misi Ekonomi Para Kandidat Pilpres 2019”

cats%2BCapres%2BRI
PALEMBANG, SriwijayaAktual.com – Isu lingkungan hidup akan menjadi salah satu temaDebat
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019 tahap kedua pada 17
Februari2019, di Hotel Sultan, Jakarta. Debat antar pasangan Calon Presiden
(Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) ini akan membahas tentang energi
dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur.
Namun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Selatan memiliki
catatan penting untuk Kubu Petahana 01 Jokowi-Ma’ruf maupun Kubu Penantang 02
Prabowo-Sandi. Catatan tersebut berdasarkan analisis WALHI Sumatera Selatan
yang menyoroti isu lingkungan hidup pada dokumen visi misi para Capres dan
Cawapres.
Direktur Eksekutif WALHI Sumatera Selatan, M. Hairul Sobri,
menyayangkan visi 
misi kedua pasangan menempatkan isu lingkungan secara
parsial. “Fakta bahwa Indonesia 
adalah kawasan rawan bencana, tidak menjadi pertimbangan
oleh Capres dan Cawapres dalam 
menyusun visi-misi. Pemahaman kandidat tentang lingkungan
hidup pun perlu diperkuat lagi. 
Tidak serta merta pembangunan dan faktor ekonomi menjadi
alat pembenaran” kata Hairul di
kawasan Way Hitam, Palembang, Sabtu (16/2/2019).
Maraknya aktivitas industri ekstraktif yang berbasiskan
lahan dan sumber daya alam 
selama ini turut berperan menjadi penyebab bencana ekologis
di Sumatera Selatan. WALHI 
Sumatera Selatan mencatat selama tahun 2018 telah terjadi
bencana sebanyak 176 kali yang 
tersebar pada 15 Kabupaten dan Kota di Sumatera Selatan.
Selain kerugian ekonomi, salah urus 
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam juga berimbas
pada konflik agraria yang 
menahun dan kronis terjadi pada tingkat tapak. Perbaikan
tata ruang oleh Pemerintah serta 
ketegasan penegakan hukum terhadap korporasi besar
seharusnya menjadi tantangan untuk 
para kandidat demi keadilan dan kelestarian lingkungan
hidup.
“Masih ada tumpang tindih misi lingkungan hidup dengan misi
ekonomi dan 
pembangunan dari para kandidat Pilpres. Misalnya, bagaimana
bisa kedaulatan pangan hadir 
di negeri ini apabila lahan pertanian untuk tanaman pangan
berganti tambang, kebun sawit, 
kebun kayu, dan bangunan infrastruktur? Bagaimana bisa para
kandidat berperan dalam 
mengurangi pelepasan
emisi karbon demi mencegah percepatan perubahan iklim, jika masih mengandalkan
energi kotor bersumber dari ekstraksi sumber daya alam dan fosil? Dan 
bagaimana para kandidat menjamin kelestarian lingkungan dan
mempertahankan 
keanekaragaman hayati jika hutan beralih fungsi perkebunan
monokultur?” tegas Hairul 
mempersoalkan tumpang tindih misi Capres dan Cawapres.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Baca Juga: Full!! Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto “Mewujudkan Swasembada Pangan, Energi, Dan Air”

Menyoroti visi misi pasangan Capres dan Cawapres sebagai
prediksi pelaksanaan debat 
tahap kedua Pilpres yang membahas tentang energi dan pangan,
sumber daya alam dan 
lingkungan hidup, serta infrastruktur, Hairul pesimis jika bahasan tentang
lingkungan hidup 
sampai pada substansi. Beliau menggambarkan bahasan lebih
banyak tentang pemerataan 
pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan pemerataan
pembangunan, tentu dengan pandangan 
lingkungan hidup namun tetap secara parsial. “Nalar meraup
keuntungan dari aktivitas 
ekstraksi sumber daya alam dan menjadikan isu lingkungan
hidup terpinggirkan membuat sesat 
pikir. Sedikit untung, malah kerugian lebih banyak siap
mengintai ditimbulkan dari bencana 
yang dihasilkan kelak” tutup Hairul Sobri saat menyampaikan
hasil analisis yang menyoroti 
isu lingkungan hidup pada dokumen visi misi Capres dan
Cawapres. [real/red]