UAH Bongkar Sumber Referensi Disertasi ‘Zina
Halal’, Ternyata Bukan Ahli Agama
Abdul Azis tentang konsep Milk Al Yamin Muhammad Syahrur soal Keabsahan
Hubungan Seksual Nonmarital.
Disertasi ini menuai polemik di banyak kalangan karena membolehkan
hubungan seksual di luar pernikahan yang jelas bertentangan dengan hukum
Islam dan hukum berlaku di masyarakat (hukum positif).
Menurut Ustaz Adi Hidayat dalam kajian bulanannya di Masjid An-Nur Tanah
Kusir, Jakarta Selatan,terlepas dari kesalahan telah membenarkan
hubungan seksual di luar nikah, kesalahan terbesar penulis adalah salah
mengambil sumber referensi.
“Kesalahan terbesar dari penulis ini adalah salah dalam mengambil
referensi,” kata Ustaz Adi Hidayat, dalam kajian bulanannya di Masjid
An-Nur, Sabtu (7/9/2019).
Ustaz Adi mengatakan, Mohammad Syahrur pemilik konsep Milk Al Yamin
bukan ahli quran dan hadist. Akan tetapi. Muhammad Syahrur merupakan
ahli di bidang Teknik Sipil atau arsitektur.
Sehingga menurutnya, tidak pantas pendapat Muhammad Syahrur dijadikan
referensi yang menyangkut muamalah Islam. Apalagi pendapatanya tentang
Milk Al Yamin bertentangan dengan Alquran dan as-Sunnah. “Siapa Muhammad
Syahrur itu ini yang mau saya jelaskan,” katanya.
Yamin satu tahun lamanya ketika kuliah pascasarjana. “Karena saya
mempelajari materi yang berkaitan dengan ini khusus satu tahun lamanya
dan ini menjadi mata kuliah di S2 kami,” katanya.
Ia mempelajari konsep Milk Al Yamin langsung dari penulisnya ketika
belajar di jenjang pascasarjana. Karena tradisi kampus tempat Ustaz Adi
Hidayat mengambil pascasarjana itu ketika berlajar langsung mengundang
penulisnya untuk berdiskusi.
Selain mengundang Syahrur, program pascasarja Ustaz Adi juga mengundang
para tokoh orientalis, liberal, dan sekuler level internasional.
“Bahkan yang ngajar saya tokohnya, penulis bukunya ini kitabanya saya
bawa. Kami diajarkan ini setahun langsung sama penulisnya dan setiap
materi yang membahasnya tentang manusia, orangnya, pemikirnya ada itu
langsung di undang ke kampus kami saya diskusi dengan mereka,” katanya.
UAH mengungkapkan, Muhammad Syahrur merupakan kelahiran Syiria Damaskus
tahun 1938. Dia sekolah SD,SMP, dan SMA di sekolah umum. Kemudian
berhijrah dan pindah ke Soviet belajar arsitektur. Syahrur masuk jurusan
teknik sipil Handasyah Madaniyah. “Jadi bukan jurusan Alquran dia
teknik sipil S1 diselesaikaan di sana,” katanya.
Teknik Sipil di Soviet berangkat ke Irlandia mengambil jurusan yang sama
di di program S2 dan S3. “Itu semua S1,S2,S3 di bidang arsitektur
teknil sipil. Insinyur beliau itu bukan ustaz. Jadi gak pernah belajar
tafsir, belajar hadist tidak ada pengetahuannya apalagi fiqih,” katanya.
Terkait hal itu, maka Ustaz Adi menyimpulkan kesalahan terbesar Abdul
Azis dalam hal ini mengambil masalah fiqih bukan dari ahlinya. “Ini
kesalahan terbesar penulis disertasi ini kok bicara masalag fiqih ke
arsitek ko bisa belajar fiqih Islam ke Teknik sipil kenapa jauh-jauh
kesana belajar ke ITB aja,” katanya.
Berita Terkait: Abdul Aziz, Pembuat Disertasi Seks Halal Di Luar Nikah Akhirnya Minta Maaf
Ustaz Adi mengatakan, pada saat di Soviet Muhammad Syahrur masuk ke
komunitas orientalis yang bekerja sama dengan misionaris. orientalis
itu, kata dia, adalah kumpulan orang-orang pintar yang membahas tentang
masalah ketimuran khususnya Islam.
Mereka para orientaslis memiliki pandangan bahwa Islam mempunyai potensi
kekuatan yang bisa mengubah dunia. Mereka ini terbentuk di awal-awal
masa kejayaan Islam di Spanyol pada abad ke-7.
Baca Juga: Orang ini Kecam MUI yang Tolak Disertasi ‘Halal Seks di Luar Nikah’
tahun 1494 dari 1492 sampai 1494 oleh Paus Pransiskus ke-6. Dunia lantas
terbagi dua bagian timur dan barat. “Di wilayah timur diutus Portugis
untuk membawa misi Gold,Glory,and Gospel (3G),” katanya.(kl/rol)
Komentar