[VIDEO] ini Bapaknya Mahasiswa UHO Korban Aksi Yang Wafat Ditembak, Baru Pulang dari Melaut, Gak tau Apa2 Terus Nanya “Kenapa Rame-rame? 😪😭

KENDARI-SULTENG, SriwijayaAktual.com – ini bapaknya mhs UHO korban aksi yang wafat tadi, baru pulang dari
melaut, ga tau apa2 terus nanya “kenapa rame-rame?” pas naik liat jasad
anaknya “kalian apakan anak ku” ya Allah ambyar 😓😥😪😪😭 #KendariBerduka

Kronologi
Mahasiswa Randi Tewas Ditembak saat Demo di Kendari

Sebelumnya diberitakanbahwa aksi unjuk rasa
mahasiswa menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau RKUHP
dan UU KPK di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara berujung ricuh. Seorang
mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) bernama Randi tewas dalam bentrok dengan
aparat kepolisian.

Randi, 21 tahun, tewas setelah diduga sebutir peluru mengenai dada bagian kanan.

Selain
mahasiswa tingkat 7 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO itu,
korban lain akibat bentrokan itu kini juga tengah kritis. Muhammad Yusuf
Kardawi, 19 dirawat di ICU RSUD Bahteramas Kendari karena mengalami
luka parah di kepala.
Mahasiswa D3 Tekhnik Sipil UHO juga
mengalami pendarahan hebat. Butuh 9 kantung darah dalam operasi yang
dilakukan Kamis (26//2019), malam sekitar pukul 19.00 Wita.
“Iya,
operasinya tadi. Sepertinya benturan di kepala dan terdapat sekitar lima
luka dengan panjang sekitar 4 sampai 5 cm. Tadi pas masuk di sini sudah
koma, dan kondisinya juga sekarang koma dan sementara dirawat,” jelas
Kepala RSUD Bahtermas dr Syarif Subijakto.
Unjuk rasa mahasiswa di
Kendari itu sudah dimulai sejak pukul 08.00 Wita. Mereka mengepung
kantor DPRD Sultra dari berbagai sisi.
Hingga pukul 13.00 Wita, demo mahasiswa ini masih berjalan dengan tertib.
Masing-masing
kelompok mahasiswa berorasi. Meski di depan pintu masuk DPRD mahasiswa
membakar ban. Namun kondisi masih terkontrol. Mereka berorasi menolak
RUU KUHP dan UU KPK.

Aksi mulai tak terkendali saat mahasiswa berusaha merangsek ke pagar gedung DPRD.
Massa memaksa masuk ke dalam kantor DPRD. Melihat aksi itu polisi menembakkan water canon ke arah massa
Di
sudut lain massa melontarkan batu ke dalam gedung DPRD. Polisi lantas
membalas dengan tembakan gas air mata. Massa melempar batu dan polisi
membalas dengan tembakan gas air mata.
Kondisi gedung DPRD yang
dikepung mahasiswa membuat kondisi tak terkendali dan makin anarkis.
Massa membakar kantor DPRD dan 7 unit motor. Merusak lampu lalu lintas,
rambu jalan hingga pembakaran pos polisi di Jalan Ahmad Yani.
Dalam suasana chaos itu, Tempo mendapat kabar dua mahasiswa  dilarikan
ke RSUD dr Ismoyo. Seorang kondisinya kritis dan satu mahasiswa tewas.
Dan ada puluhan mahasiswa yang mengalami luka-luka terkena lemparan
batu.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sultra Ajun Komisaris Besar
Harry Goldenhardt menjelaskan, polisi telah membentuk tim untuk
menyelidiki kematian Randi
“Kapolda Sultra (Brigjen Iriyanto)
sudah membentuk tim gabungan dari unit Serse, Intelijen dan Inafis untuk
melakukan olah TKP dan penyelidikan malam ini,” kata Harry.
Terkait
tewasnya Randi yang diduga karena tembakan senjata, kata Harry, polisi
menunggu hasil otopsi dari tiga tim dokter di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kota Kendari.
“Kami telah melakukan koordinasi dengan pihak
keluarga dan kami sedang menunggu hasil otopsi untuk mengetahui
penyebab meninggalnya saudara Randi, apakah benar terkena peluru atau
tidak,” ujarnya.
Demo mahasiswa di Kota Kendari itu berakhir menjelang magrib. [red*]
Spesial Untuk Mu :  Kisah Marina, Alumnus UGM Pilih Menjadi Pemulung dan Beternak Maggot

Komentar