Masyarakat Dukuh Gelar Kenduri Ageng. (Foto : Sukro Riyadi) |
Masyarakat Dukuh
Gelar Kenduri Ageng
BANTUL-DIY YOGYAKARTA, SriwijayaAktual.com – Gelar potensi budaya Pedukuhan Dukuh Desa Sabdodadi Bantul digelar,
Minggu (20/10/2019). Prosesi kirab dimulai dari Lapangan Sabdodadi
menuju pendapa Pedukuhan Dukuh Bantul.
Minggu (20/10/2019). Prosesi kirab dimulai dari Lapangan Sabdodadi
menuju pendapa Pedukuhan Dukuh Bantul.
Di tempat itu dilaksanakan genduri ageng dengan sarang sebagai bentuk
syukur atas nikmat Allah SWT. Tidak hanya itu, kenduri dengan sarang
tersebut sekaligus melestarikan warisan nenek moyang.
syukur atas nikmat Allah SWT. Tidak hanya itu, kenduri dengan sarang
tersebut sekaligus melestarikan warisan nenek moyang.
Lurah Sabdodadi Kecamatan Bantul, Siti Fatimah
didampingi Kepala Dusun Pedukuhan Dukuh, Ponijo mengatakan kegiatan
tersebut masih rangkaian dalam peringatan hari jadi Desa Sabdodadi. Oleh
karena itu, sejumlah potensi di Pedukuhan Dukuh Desa Sabdodadi Bantul
ditampilkan agar diketahui khalayak.
didampingi Kepala Dusun Pedukuhan Dukuh, Ponijo mengatakan kegiatan
tersebut masih rangkaian dalam peringatan hari jadi Desa Sabdodadi. Oleh
karena itu, sejumlah potensi di Pedukuhan Dukuh Desa Sabdodadi Bantul
ditampilkan agar diketahui khalayak.
Dengan konsep tersebut merupakan salah satu upaya peningkatan
kesejahteraan dan juga pemberdayaan masyarakat. Apalagi Sabdodadi
sebagai desa mandiri berbudaya dan desa prima budaya. Sehingga
pemerintah desa dan masyarakat tentu punya tanggung jawab dalam
melestarikan setiap kesenian, adat tradisi di wilayah tersebut.
kesejahteraan dan juga pemberdayaan masyarakat. Apalagi Sabdodadi
sebagai desa mandiri berbudaya dan desa prima budaya. Sehingga
pemerintah desa dan masyarakat tentu punya tanggung jawab dalam
melestarikan setiap kesenian, adat tradisi di wilayah tersebut.
Siti mengatakan, esensi dari gelar budaya di Pedukuhan Dukuh tersebut
untuk melestarikan seni dan budaya. Termasuk adanya genduri ageng
dengan sarang.
untuk melestarikan seni dan budaya. Termasuk adanya genduri ageng
dengan sarang.
Hal itu menurut Siti Fatimah bagian dari upaya melestarikan warisan
nenek moyang. Menurutnya, sarang pada zaman dahulu merupakan adat
tradisi yang tidak terpisahkan dari perkembangan adat budaya masyarakat
DIY.
nenek moyang. Menurutnya, sarang pada zaman dahulu merupakan adat
tradisi yang tidak terpisahkan dari perkembangan adat budaya masyarakat
DIY.
“Sarang dahulu pernah digunakan untuk tempat nasi kenduri. Sekarang
di tampilkan kembali ini sebagai wujud kebersamaan,” ujarnya.
di tampilkan kembali ini sebagai wujud kebersamaan,” ujarnya.
Dalam acara itu juga dihadiri Ketua Desa Budaya Sabdodadi Sumaji.
Sementara dalam kirab diikuti warga di Pedukuhan Dukuh dengan membawa
sejumlah uba rampe , termasuk gunungan, sarang. (Roy)
Sementara dalam kirab diikuti warga di Pedukuhan Dukuh dengan membawa
sejumlah uba rampe , termasuk gunungan, sarang. (Roy)
Masyarakat Pedukuhan Dukuh menggelar kirab budaya. (krjogja)
Komentar