Agung Prihatna (Memegang Microphone) Sedang Paparan Materinya Sebagai Narasumber, Sekaligus Sebagai Direktur Eksekutif CSSS |
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Berdasarkan
data Center of Sosial Security Studies (CSSS) masih ada dua provinsi yang belum
bergabung dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yaitu Sumatera
Selatan dan Bali.
data Center of Sosial Security Studies (CSSS) masih ada dua provinsi yang belum
bergabung dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yaitu Sumatera
Selatan dan Bali.
“Hal ini menunjukan bahwa program jaminan kesehatan belum
maksimal mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Untuk itu CSSS mengadakan
dialog konstruktif dengan tema “Memulai Gotong-Royong Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) Sejak Dini”, bertempat di Hotel Alia Cikini, Jakarta pusat, Juma’t
(19/8/2016).
maksimal mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Untuk itu CSSS mengadakan
dialog konstruktif dengan tema “Memulai Gotong-Royong Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) Sejak Dini”, bertempat di Hotel Alia Cikini, Jakarta pusat, Juma’t
(19/8/2016).
Dalam dialog hadir sebagai narasumber, antara lain; Agung
Prihatna Direktur Eksekutif CSSS, Ikhsan
Kepala GrupKomunikasi Publik dan Hubungan AntarLembaga
BPJS Kesehatan, Daeng Mohammad Faqih President Elect Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia dan Ridwan Monoarfa Anggota DJSN 2008-2013.
Prihatna Direktur Eksekutif CSSS, Ikhsan
Kepala GrupKomunikasi Publik dan Hubungan AntarLembaga
BPJS Kesehatan, Daeng Mohammad Faqih President Elect Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia dan Ridwan Monoarfa Anggota DJSN 2008-2013.
![]() |
Suasana Peserta dalam Dialog |
Menurut Agung
Prihatna Direktur Eksekutif CSSS, problem
pelayanan kesehatan yang terjadi di Indonesia menjadi masalah serius yang harus
diselesaikan bersama, “BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara jaminan kesehatan
yang murah,”ujarnya.
Prihatna Direktur Eksekutif CSSS, problem
pelayanan kesehatan yang terjadi di Indonesia menjadi masalah serius yang harus
diselesaikan bersama, “BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara jaminan kesehatan
yang murah,”ujarnya.
Agung menjelaskan,
walaupun BPJS Kesehatan sudah tiga tahun berjalan, namun masih banyak ditemukan kendala, salah satunya minimnya
pemahaman stake holder tentang pentingnya jaminan kesehatan.
walaupun BPJS Kesehatan sudah tiga tahun berjalan, namun masih banyak ditemukan kendala, salah satunya minimnya
pemahaman stake holder tentang pentingnya jaminan kesehatan.
“Untuk mesukseskan
BPJS Kesehatan harus dibangun dengan nilai gotong-royong sejak dini,” ujarnya.
BPJS Kesehatan harus dibangun dengan nilai gotong-royong sejak dini,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Kepala GrupKomunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga
BPJS Kesehatan, Ikhsan, mengatakan, untuk membangun dan mewujudkan
Indonesia yang lebih sehat maka seluruh masyarakat di daerah juga diharapkan dapat aktif bergotong-royong menyukseskan
program JKN-KIS.
BPJS Kesehatan, Ikhsan, mengatakan, untuk membangun dan mewujudkan
Indonesia yang lebih sehat maka seluruh masyarakat di daerah juga diharapkan dapat aktif bergotong-royong menyukseskan
program JKN-KIS.
Ikshan
menjelaskan, ada dua hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan program JKN-KIS yang
pertama subsidi silang untuk pembiayaan dan peran serta partisipasi aktif dari
seluruh pihak.
Selama ini BPJS
Kesehatan sudah membangun langkah-langkah untuk membangun dan menguatkan jiwa
gotong-royong.
Kesehatan sudah membangun langkah-langkah untuk membangun dan menguatkan jiwa
gotong-royong.
“BPJS Kesehatan sudah menggencarkansosialisasikepadamasyarakat, media,
organisasimasyarakat, LSM, manajemenfaskes, tenaga medis, pemerintah daerah tentang pentingnya peran serta dalam menyukseskan
program,” Tandasnya Ikshan. (Rel).
organisasimasyarakat, LSM, manajemenfaskes, tenaga medis, pemerintah daerah tentang pentingnya peran serta dalam menyukseskan
program,” Tandasnya Ikshan. (Rel).
Komentar